INFOJEMBRANA.COM– Pantai Perancak, di Jembrana, punya cerita berbeda. Di sini, ada yayasan yang bergerak dalam konservasi. Namanya Kurma Asih. Yayasan ini fokus pada perlindungan penyu. Kurma Asih berdiri sejak 11 Juni 1997. Keberadaannya jadi harapan baru. Di tengah ancaman kepunahan penyu.
Dilansir dari website resmi kurmaasih.com, bahwa I Wayan Tirtha, salah satu pendiri Kurma Asih, merasakan langsung fenomena itu. “Dulu saya menjadi seorang pemburu penyu. Tapi saya juga mulai merasakan kesulitan. Semakin hari semakin sulit mencari penyu. Itu menjadi tanda alam bagi kami,” ujarnya. Fenomena ini jadi dasar pendirian Kurma Asih.
Sebelumnya, masyarakat Desa Perancak punya tradisi. Mereka bekerja sebagai nelayan penangkap penyu. Penyu dan telurnya punya nilai ekonomis. Tradisi ini sudah berlangsung turun-temurun. Tingginya perburuan ini membuat populasi penyu menurun. Bahkan mereka kesulitan menemukan penyu.
Masyarakat yang sangat kental dengan adat, melakukan berbagai upaya spiritual. Doa dan permohonan telah mereka panjatkan. Mereka ingin penyu-penyu kembali. Namun, penyu tak kunjung muncul. Fenomena ini menimbulkan banyak kecaman. Organisasi konservasi hewan menyoroti. Isu pemboikotan Bali sebagai destinasi wisata pun muncul.
Peristiwa-peristiwa ini menjadi dasar. Cikal bakal berdirinya Kurma Asih. Komunitas ini fokus melindungi penyu. Berdiri di tengah kasus perburuan. Mereka ingin mengubah pola pikir masyarakat. Dari pemburu menjadi penjaga.
Yayasan Kurma Asih butuh dukungan. Mereka membutuhkan biaya operasional. Biaya ini menunjang kegiatan perlindungan. Donasi sangat berperan penting. Terhadap keberlanjutan program konservasi. Donatur membantu membiayai program. Donasi bisa datang dari individu atau organisasi. “Adanya donatur diharapkan mampu mendukung. Dan membiayai program dan kegiatan konservasi. Konservasi yang kami lakukan,” jelasnya.
Bantuan datang dari perusahaan besar. Ada bantuan dari perusahaan Daihatsu. Perusahaan ini membantu perbaikan sarana. Daihatsu memperbaiki prasarana Kurma Asih. Ada juga dari Indosat Ooredoo Hutchison. Perusahaan ini juga memperbaiki prasarana. Mereka juga memberikan alat-alat medis. Serta membantu inovasi program.
Donasi ini didapatkan secara periodik. Bantuan juga datang dari pemerintah setempat. Bantuan fisik ini sangat menunjang. Membantu pembangunan di lingkungan Kurma Asih. “Bantuan dari perusahaan Daihatsu untuk sarana. Perusahaan Indosat Ooredoo untuk sarana dan medis. Kami juga dibantu pemerintah setempat. Bantuan fisik untuk pembangunan,” tambahnya.
Kurma Asih punya program adopsi unik. Namanya program “Adopt Nesting”. Individu atau organisasi bisa jadi ADOPTER. Mereka memberikan dukungan finansial. Kontribusi ini sangat membantu. Untuk mendanai pemeliharaan tukik. Serta penelitian dan rehabilitasi. “Dengan menjadi ADOPTER, Anda tidak hanya membantu finansial. Tapi juga berpartisipasi dalam upaya konservasi. Konservasi yang penting bagi pelestarian. Pelestarian populasi penyu,” tuturnya.
Kontribusi finansial ini mencakup banyak hal. Biaya makanan untuk penyu. Perawatan medis jika penyu sakit. Juga program pendidikan masyarakat. Semua dukungan ini penting. Untuk menjaga keberlanjutan konservasi.
Di sini, wisatawan bisa berinteraksi. Mereka bisa berinteraksi dengan penyu. Bahkan ikut dalam proses pelepasan. Penyu-penyu yang sudah siap. Pelepasan tukik ke pantai sangat seru. Aktivitas ini tidak hanya menyenangkan. Tapi juga sangat edukatif. Pengunjung akan memahami pentingnya. Melestarikan hewan laut ini.
Kurma Asih punya program pendidikan. Program ini cocok untuk keluarga. Juga untuk rombongan sekolah. Mereka bisa belajar sambil bermain. “Kami juga memiliki program pendidikan. Program yang cocok untuk keluarga dan sekolah,” ujarnya.
Selain itu, ada warung makan. Di sekitar area konservasi. Warung ini menyajikan masakan lokal. Masakan yang sangat lezat. Ini menambah dimensi kuliner. Selama kunjungan Anda. “Warung makan di sekitar area konservasi. Menyajikan masakan lokal lezat. Menambahkan dimensi kuliner istimewa,” cetusnya.
Berdasarkan ulasan pengunjung, tempat ini bagus. Salah satu pengunjung sangat merekomendasikan. Petugas di sana sangat ramah. “Eksperimen yang menakjubkan. Petugas Komang menjelaskan sejarahnya. Prosesnya, jenis-jenis penyu. Dia bahkan menawarkan untuk merilis masing-masing,” tuturnya. Pengalaman merilis penyu sangat berkesan.
Kisah Kurma Asih adalah bukti. Bahwa perubahan itu mungkin. Dari pemburu menjadi penjaga. Dari perburuan menjadi konservasi. Kurma Asih Sea Turtle Conservation Center. Jadi simbol harapan bagi penyu. Dan inspirasi bagi semua. GA/IJN.