
JEMBRANA, (IJN) – Sebanyak 15 nelayan asal Pengambengan, Jembrana selamat dari maut, saat kapal mereka, Bintang Cahaya, diterjang badai dan tenggelam di perairan Pulukan, Pekutatan, Kamis dini hari, 2 Januari 2025. Seluruh awak kapal berhasil diselamatkan oleh kapal nelayan lainnya.
“Semua awak kapal selamat, dan sudah pulang ke rumah mereka masing masing,” ujar Firdaus pengurus kapal bintang cahaya, Sabtu 4 Januari 2025.
Kapal yang dinahkodai oleh Juragan Bazar itu tengah dalam perjalanan pulang ke Pelabuhan PPN Pengambengan setelah seharian mencari ikan di perairan Tabanan. Namun, nahas, kapal tersebut tak kuasa melawan ganasnya gelombang dan angin kencang yang menerjang di sekitar perairan Pulukan.
“Anginnya sangat kencang dan gelombang tinggi sekali. Kapal jadi oleng dan akhirnya tenggelam,” katanya.
Danposal Pengambengan, Letnan Laut I Komang Didik Wirahadi, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kapal nelayan di wilayah ini biasanya berlayar berpasangan. Satu kapal mengangkut hasil tangkapan, seperti yang terjadi pada Bintang Cahaya, sementara kapal lainnya membawa perlengkapan melaut.
“Kalau jumlah total awak kapal sekitar 30an orang, sepasang kapal. Berkat kerjasama nelayan, seluruh awak kapal Bintang Cahaya dapat diselamatkan dan kini telah kembali ke rumah masing-masing,” jelas Danposal Didik, dikonfirmasi IJN News, Sabtu.
Meski demikian, kejadian ini tentu saja menimbulkan kerugian materiil bagi pemilik kapal. Hingga kini, belum diketahui secara pasti total kerugian yang dialami. Namun, kata dia, harga kapal baru mencapai sekitar Rp.500 juta. “Dari keterangan pemilik kapal, kalau harga kapal bekas saja hingga Rp. 250 juta lebih. Artinya, kalau kerugian material mencapai ratusan juta,” ungkapnya.
Danposal juga mengimbau kepada seluruh nelayan agar selalu memperhatikan kondisi cuaca sebelum melaut. Pasalnya, cuaca ekstrem seperti saat ini sangat berpotensi menimbulkan bahaya di laut. Selain itu, SOP (standar operasional prosedur) dalam beraktifitas di tengah laut juga harus diperhatikan selalu.
“Ini kan cuaca lagi ekstrem, jangan lah kita terlalu ambisi mencari rejeki di laut. Mohon para nelayan ketika melaut sesuaikan dengan kondisi cuaca. Karena alam itu, kadang bersahabat, juga kadang tidak bersahabat. Kalau cuaca buruk, lebih baik mengurungkan niatnya untuk melaut, demi keselamatan bersama,” pintanya.
“Kami terus berupaya memberikan informasi cuaca terkini kepada nelayan melalui berbagai saluran komunikasi. Namun, kewaspadaan tetap menjadi kunci utama keselamatan saat melaut,” tegasnya. CAK/IJN