JEMBRANA, (IJN) – AF, residivis yang diduga membunuh Nenek Saudah di Desa Pulukan, Jembrana, diobservasi di RSJ Bangli untuk memastikan kondisinya. Observasi terduga pelaku sudah dilakukan tiga hari lalu, hingga kini masih menunggu hasilnya.
“Hasilnya belum keluar,” kata Kasat Reskrim Polres Jembrana AKP Si Ketut Arya Pinatih, Selasa 18 Juni 2024. AKP Arya mengatakan observasi dilakukan karena ada dugaan pelaku yang merupakan residivis kasus penganiayaan ini mengalami gangguan mental.
Pelaku diduga membunuh Nenek Saudah karena memergoknya mencuri di rumah korban. Dugaan ini diperkuat dengan riwayat AF yang kerap melakukan tindak meresahkan hingga kekerasan terhadap warga lain. Perbuatan tersebut dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup dan diduga dipicu oleh gangguan jiwa yang dideritanya.
Saudah ditemukan tewas di rumahnya pada Jumat (14/6) petang sekitar pukul 18.45 WITA. Diduga dianiaya dengan benda tumpul, kematiannya dilaporkan oleh anaknya yang menemukan jasad korban.
Berdasarkan kecurigaan warga, AF yang dikenal pernah melakukan pencurian, dicari oleh aparat kepolisian, aparat desa, dan warga. Akhirnya, terduga pelaku ditemukan di sebuah bangunan kosong di pinggir pantai desa setempat pada Sabtu (15/6) dini hari, sekitar pukul 05.20 Wita.
Kejadian ini sempat membuat heboh warga Pekutatan karena beredar pesan berantai yang meminta warga tidak keluar rumah dan mengunci pintu.
Setelah diamankan, pelaku langsung dibawa ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali untuk observasi kejiwaan. “Masih menunggu hasil observasinya, semoga cepat keluar,” pungkasnya. CAK/IJN