JEMBRANA, (IJN) – Kenakalan anak di bawah umur dan kasus pidana yang melibatkan anak kian memprihatinkan di Jembrana. Hal ini dibuktikan dengan maraknya kasus pelecehan seksual yang menjadikan anak-anak sebagai korban maupun pelaku. Melihat fenomena ini, Kejaksaan Negeri (Kejari) Jembrana turun langsung dengan menggelar kegiatan Jaksa Masuk Sekolah (JMS) di SMPN 3 Negara dan MAN 3 Jembrana.
Kegiatan JMS ini menyasar sekitar 900 siswa dengan fokus pada upaya pencegahan kasus-kasus pidana yang melibatkan anak. Kasiintel Kejari Jembrana, Fajar Said, menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi pergaulan anak dan memberikan pengetahuan tentang bahaya pelecehan seksual.
“Remaja juga harus diberikan pengetahuan tentang apa itu kasus kekerasan seksual anak dan konsekuensinya,” ujar Fajar, dikonfirmasi, Selasa 4 Juni 2024.
Menurutnya, banyak hal yang dianggap sepele oleh anak di bawah umur, terutama yang sudah masuk usia sekolah, dapat berdampak besar. Termasuk maraknya kasus bunuh diri yang dilakukan oleh anak di bawah umur di Jembrana.
Selain itu, Fajar juga menyoroti penggunaan media sosial yang tidak terkontrol tanpa pengawasan orang tua, pergaulan anak, dan perundungan sebagai faktor yang berkontribusi terhadap kenakalan remaja.
“Dalam melindungi anak, semua pihak harus bahu membahu agar upaya pencegahan ini maksimal,” tegasnya.
Di MAN 3 Jembrana, sosialisasi JMS difokuskan pada upaya pencegahan korupsi. Fajar menyampaikan bahwa Kejari Jembrana ingin membangun karakter siswa untuk menjaga integritas sejak dini, dengan pencegahan korupsi sebagai salah satu contohnya.
Kegiatan JMS ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran siswa akan bahaya kenakalan remaja dan kasus pidana, serta memotivasi mereka untuk menjadi generasi penerus bangsa yang berintegritas. CAK/IJN
