JEMBRANA, IJN – Tim Debat Bahasa Bali SMA Negeri 2 Mendoyo (RESMANDO) berhasil meraih juara dua (Jayanti 2) lomba debat Bahasa Bali (Dharma Wiwada).
Prestasi dalam lomba debat tersebut, ternyata persiapan yang dilakukan oleh tim debat RESMANDO hanya dalam kurun waktu dua minggu saja. Waktu dua pekan itu, mereka efektifkan agar maksimal dalam mengikuti ajang yang dilaksanakan di Wantilan Jagatnatha, Senin 12 Februari 2024.
Selama dua minggu, tim debat RESMANDO yang terdiri dari tiga siswa di antaranya I Putu Hendrayana (XI A3), I Gusti Ayu Bratistha Maharani (XI A2) dan, Ni Ketut Ari Kencana Dewi (X1) tersebut sejak awal mempersiapkan diri sebaik mungkin. Dua siswa dari kelas XI dan satu siswa dari kelas X itu, mempelajari dan memahami materi serta cara bertutur dengan menggunakan Bahasa Bali yang baik. Kendatipun waktu tergolong singkat yakni hanya dua minggu, ketiga siswa ini berupaya maksimal mengikuti lomba debat Bahasa Bali yang merupakan rangkaian memperingati Bulan Bahasa Bali ke-6.
Lomba yang diikuti seluruh SMA/SMK se Jembrana ini merupakan ajang saling beradu argumen dan beradu pendapat tentang sebuah topik/isu yang telah ditentukan. Para peserta saling bersaing dan saling menyisihkan sampai babak final untuk meraih juara pertama.
“Sebelumnya tidak menyangka, kami bisa mendapatkan juara dalam ajang lomba debat Bahasa Bali tingkat Kabupaten Jembrana. Meski kalah dalam babak final dan meraih posisi kedua tidak menurunkan rasa syukur kami. Lewat proses latihan yang konsisten dan kerja sama tim yang baik kami berhasil menunjukan bahwa RESMANDO mampu bersaing dengan sekolah-sekolah lainnya,” ujar salah satu perwakilan RESMANDO, I Putu Hendrayana.
Keberhasilan prestasi ini, juga turut sertanya peran pembina I Kade Angga Kukuh Stiawan dan Ni Putu Rusmawati, dalam mengembangkan potensi tim.
“Mengenai lomba debat tahun ini, kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada pembina yang sudah mengajar kami. Di sini kami belajar banyak hal, mulai dari bekerjasama dan saling berbagi pengetahuannya masing-masing. Kami juga belajar bahwa bagaimanapun hasilnya bagian terpenting adalah kita tetap bekerja keras dan berproses dalam menggapai yang kita inginkan,” ujar Bratistha Maharani.
Selama di tim Debat Bahasa Bali, ternyata memiliki cerita tersendiri bagi Ari Kencana salah satu dari tim debat. Dia mengaku ajang itu menjadi pengalaman pertama mengikuti lomba debat. “Ini merupakan pertama kalinya saya debat menggunakan Bahasa Bali halus. Awalnya saya ragu karena saya tidak lancar menggunakan Bahasa Bali halus, tetapi dengan tekad saya untuk mencoba pada hal yang baru. Lomba ini merupakan kesempatan awal saya untuk menorehkan prestasi,” ujarnya.
Sementara itu, torehan prestasi ini membuat rasa bangga bagi guru-guru termasuk para pembinanya. “Ada rasa bangga terhadap kemajuan peserta didik kami, karena mampu bersaing di pelombaan. Kita ketahui bersama, Bahasa Bali di jaman modern ini mulai sulit dituturkan di kalangan anak muda, tetapi dengan proses yang serius dan terus dilatih, ternyata mampu menoreh juara dua dalam ajang lomba ini,” ujar I Kade Angga Kukuh Stiawan salah seorang pembina. (RESMANDO/IJN)