
InfoJembranaNews – Menjelang Hari Raya Galungan, permintaan daging babi dari masyarakat mengalami peningkatan signifikan. Untuk memastikan keamanan daging babi yang akan dikonsumsi, Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Jembrana melakukan pemeriksaan di 41 titik tempat pemotongan babi.
“Kita terjunkan semua medikvet yang ada untuk melakukan antemortem dan postmortem di masing-masing kecamatan. Total estimasi ketersediaan hewan ternak babi siap potong mencapai 1.400 ekor. Sedangkan estimasi yang dipotong sekitar 725 ekor babi di 41 titik tempat pemotongan seluruh Jembrana,” kata Kabid Keswan Dan Kesmavet, Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Wayan Widarsa, dikonfimasi, Senin 31 Juli 2023.
Proses pengecekan kesehatan hewan, kata dia, sudah dilakukan sejak H-2 Galungan. Karena menurutnya, masyarakat cenderung melakukan pemotongan babi dua hari sebelum hari raya Galungan (H-2). Namun, beberapa warga juga memilih memotong pada hari Penampahan Galungan atau sehari sebelum Galungan. Hal ini dilakukan untuk mencegah adanya babi yang terjangkit penyakit menular seperti Meningitis Streptococcus Sins (MSS) dan mengandung cacing pita.
“Lebih banyak yang potong hari ini, (H-2). Mengingat besok ada Hari Purnama juga. Kami imbau agar diolah dengan maksimal. Ini untuk mengantisipasi timbulnya hal yang tak diinginkan,” ucapnya.
Dari hasil pengecekan Medikvet, di 41 titik di Kabupaten Jembrana, salah satunya di Desa Banyubiru, empat ekor babi yang dipotong dalam keadaan sehat. Tidak ada indikasi babi-babi ini mengidap penyakit menular seperti MSS yang sedang menjadi tren saat ini. Namun begitu, ia tetap mengingatkan saat mengolah daging babi menjadi makanan siap konsumsi dengan kondisi matang.
“Setelah pemeriksaan, semua babi dinyatakan layak untuk dikonsumsi, dan tidak ada babi yang dipotong dalam keadaan sakit,” ungkapnya.
Sementara, salah seorang peternak dan pemilik tempat pemotongan babi di Desa Banyubiru, I Made Sudana Yasa mengungkapkan, bahwa permintaan daging babi meningkat pesat. Disisi lain, harga babi hidup di lapangan saat ini di kisaran Rp 35 ribu hingga Rp 37 ribu per kilogram, sedangkan harga daging babi di kisaran Rp. 90.000 per kilogram.
“Di hari penampahan ini, ada peningkatan jumlah pemotongan babi, dibandingkan tahun sebelumnya, sehingga permintaan meningkat. Harga daging babi juga ikut naik dari biasanya 80 ribu rupiah menjadi 90 hingga 100 ribu rupiah per kilogram,” ucapnya.
Untuk diketahui, dua tahun pasca Covid19, ekonomi masyarakat di Bali khususnya di Jembrana sudah mulai menggeliat. Meskipun belum normal seperti sebelumnya, masyarakat sudah kembali melestarikan tradisi mepatung atau membeli dan memotong daging babi secara berkelompok, namun kewaspadaan dan memastikan kualitas daging merupakan langkah penting dalam menjaga kesehatan masyarakat saat merayakan Hari Raya Galungan. dk/IJN