
InfoJembrana.com | JEMBRANA- Setiap nama desa di Bali menyimpan cerita, apalagi di Jembrana yang kaya sejarah. Nama-nama tempat seringkali adalah cerminan dari masa lalu. Di Kabupaten Jembrana, Bali, ada banyak kisah unik tersembunyi. Kisah-kisah ini menjadi asal usul nama desa-desa tersebut. Mari kita jelajahi lima cerita legendaris yang menarik perhatian.
1. Desa Mendoyo: Kisah Warga yang ‘Mendo-Onyo’
Pernah dengar kata ‘Mendo’ dalam bahasa Bali? Kata ini berarti ‘tidak menurut’ atau tidak serempak. Inilah yang menjadi inspirasi nama Desa Mendoyo. Dulu, masyarakat di timur Desa Sebual sibuk mengurus sawah. Mereka tidak mau serempak datang gotong-royong ke Puri Jembrana.
Karena saking sibuknya, mereka tidak menurut panggilan untuk ngayah tersebut. Pamong Desa kemudian melaporkan sikap warganya. Mereka disebut sebagai masyarakat yang ‘Mendo-Onyo’ (tidak menurut). Dari situlah nama Desa Mendoyo lahir. Kisah ini mengajarkan tentang prioritas warga desa.
2. Desa Pergung: Tempat Rapat Para Agung
Nama desa ini menyimpan kisah kebesaran masa lalu. Desa Pergung dulunya adalah lokasi pertemuan penting. Tempat ini adalah lokasi rapat atau pertemuan Para Agung (bangsawan). Lokasinya berada tepat di sebelah barat Tegal Cangkring.
Rapat-rapat penting untuk membahas urusan kerajaan terjadi di Pergung. Oleh karena itu, tempat ini kemudian dikenal sebagai Desa Pergung. Sebuah nama yang mencerminkan martabat serta sejarah yang tinggi.
3. Desa Tegal Cangkring: Pohon yang Berjasa
Nama Tegal Cangkring sangat sederhana tetapi memiliki makna kuat. Nama ini berasal dari jenis pohon yang tumbuh subur. Pohon tersebut adalah Pohon Gang yang jumlahnya sangat banyak di sana.
Warga pendatang dari Blambangan yang menamai pohon itu. Mereka menyebut Pohon Gang tersebut sebagai ‘Cangkring’. Area lapang tempat pohon itu tumbuh disebut ‘Tegal’. Kombinasi kata ini melahirkan nama Desa Tegal Cangkring. Pohon ‘Cangkring’ menjadi penanda lokasi penting tersebut.
4. Desa Penyaringan: Tempat Para Pemburu Jaring
Nama Desa Penyaringan berhubungan erat dengan kegiatan berburu. Dahulu, tempat ini adalah lokasi favorit para pemburu. Mereka sering melakukan aktivitas berburu di area tersebut. Alat utama yang mereka gunakan saat berburu adalah jaring.
Kegiatan menangkap hewan dengan alat jaring itulah yang menginspirasi nama desa. Secara harfiah, desa ini adalah ‘tempat memasang jaring’ atau penyaringan. Nama ini menggambarkan kehidupan sosial dan mata pencaharian warganya.
5. Desa Delod Berawah: Lembah Rawa yang Dalam
Kisah Desa Delod Berawah berkaitan erat dengan kondisi geografis. Kata ‘Lod’ atau ‘Lebah’ dalam bahasa Bali berarti dataran rendah atau lembah. ‘Lod’ atau ‘Lebah’ ini penuh dengan genangan air berlumpur dalam. Lumpur yang sangat dalam dalam bahasa Bali disebut ‘Brawah’.
Jadi, Desa Delod Berawah berarti dataran rendah berlumpur atau rawa dalam. Nama ini secara jelas mendeskripsikan kondisi alamnya. Rawa tersebut menjadi ciri khas yang membedakan desa ini.
Jelajahi sejarah lewat nama, bisa memperkaya pengetahuan tentang tanah kelahiran kalian, dan kelima cerita ini membuktikan sesuatu yang membuat kita tidak akan lupa akan tanah kelahiran kita. Nama desa di Jembrana bukan sekadar label belaka. Akan tetapi adalah warisan sejarah lisan yang unik. Kisah ‘Mendo’ dari Mendoyo sampai rawa di Delod Berawah, semuanya adalah bagian penting dari cerita rakyat Jembrana. Dengan mengetahui asal usulnya, kita akan lebih menghargai Bali. Ini adalah warisan budaya yang harus kita jaga bersama, mari berkunjung dan mengenal lebih jauh desa unik di Jembrana ini.

