Sejarah Desa Gumbrih, Kisah Gumi Ririh, Garam Tradisional, dan Toleransi Sejak 1910

0
15
Gereja Santa Maria Ratu nampak atas cukup indah. Gereja ini berada di Desa Gumbrih Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana.

InfoJembrana.com | JEMBRANA– Pernahkah Anda mendengar nama Gumbrih? Desa ini bukan sekadar peta di Jembrana, Bali. Lokasi ini menyimpan sejarah panjang, unik, dan penuh makna. Kisahnya berawal dari tahun 1910-an.

Siapa sangka, desa ini adalah lokasi yang amat strategis. Nama Gumbrih sendiri berasal dari frasa Gumi Ririh, yang artinya sungguh menarik. Gumi Ririh juga memiliki makna lokasi yang sangat strategis.

Gumbrih: Pusat Spiritualitas dan Toleransi

Jejak sejarah Desa Gumbrih mulai terukir jelas. Lokasinya cepat berkembang pesat sejak awal tahun 1930-an, dan ada satu peristiwa penting di Gumbrih.

Seorang pastor bernama Simon Buis SVD memelopori sesuatu. Ia memulai perkembangan agama Katolik di Bali Barat. Pastor Buis menjadikan Gumbrih pusat paroki penting. Bahkan, desa ini menjadi pusat kegiatan Paroki Katolik Gumbrih.

Gumbrih adalah contoh nyata kerukunan antaragama, dan mayoritas penduduknya memeluk Hindu. Namun, ada komunitas Katolik dan Islam yang besar di sana. Mereka hidup rukun berdampingan dengan damai.

Fakta unik lainnya juga muncul pada 1940. Beberapa keluarga Katolik Gumbrih berpindah ke barat. Mereka membuka desa baru yang kini dikenal sebagai Palasari.

Garam Gumbrih: Dari Bunga Pasir Menjadi Emas Putih

Selain spiritualitas, Gumbrih juga menyimpan kekayaan alam. Ada kisah manis tentang Garam Gumbrih tradisional. Produksi ini dimulai pada tahun 1963.

Semua berawal dari Made Sukadana. Ia menemukan bunga pasir di pinggir pantai. Bunga pasir inilah bahan utama garam itu. Produksi garam Gumbrih ini masih tradisional, dan prosesnya memakai alat sederhana, seperti tulud dan serok.

Bahkan, ada juga wajan serta kukusan digunakan sebagai metode untuk menjaga keaslian rasa. Uniknya, garam ini mendapat perhatian khusus. Pada tahun 2024, Garam Gumbrih sedang diuji, yang tujuannya mendapat sertifikasi Indikasi Geografis (IG). Ini adalah upaya melindungi kearifan lokal, perlindungan ini sangat penting bagi produk asli.

Menjadi Desa Wisata Unggulan

Dengan sejarah dan potensi ini, Gumbrih terus berbenah. Sekarang desa ini dikembangkan jadi destinasi wisata. Desa wisata Gumbrih mendukung pariwisata Jembrana.

Kekayaan alam, budaya, dan sejarahnya lengkap. Gumbrih kini jadi destinasi wisata ziarah Katolik. Ada Goa Maria dan Gereja Santa Maria Ratu. Wisatawan juga bisa menikmati desa wisata alam.

Sejarah Desa Gumbrih mengajarkan kita banyak hal. Desa ini memberikan makna kesempatan dan potensi. Gumbrih benar-benar mewakili Gumi Ririh. Lokasi strategis yang penuh keberkahan dan harmoni. Jadi, apakah kalian tertarik mengunjungi Desa wisata Gumbrih?. (GA/IJN).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here