
InfoJembrana.com | JEMBRANA- Di pesisir Jembrana, Bali, ada harta karun tersembunyi. Bukan emas permata, melainkan garam. Garam ini dijuluki Garam Gumbrih Jembrana, sangat istimewa. Garam ini diproduksi dengan cara unik dan alami.
Tahukah Anda rahasia Garam Gumbrih Jembrana. Ternyata, garam itu berasal dari bunga pasir. Pasir yang mengkristal karena air laut menguap. Penguapan terjadi saat pasang surut air laut. Inilah keunikan bahan bakunya.
Dirintis Sejak 1963 dari Pengalaman Spiritual
Proses produksi Garam Gumbrih sudah sangat lama, dimulai sejak tahun 1963. Dirintis oleh Made Sukadana, seorang perintis lokal. Ia menemukan bunga pasir putih setelah pengalaman spiritual. Lokasi penemuan itu ada di Pesisir Pantai Desa Gumbrih. Tepatnya di dekat Pura Cengceng Kembar.
Garam Gumbrih ini memiliki ciri khas luar biasa. Kristalnya putih bersih dan butirannya kecil. Rasa garam ini tidak terasa pahit sama sekali. Selain itu, garam ini sangat mudah larut. Kandungan kadar garamnya juga tinggi. Hasil uji BBPOM Denpasar menunjukkan kadar >97,72%. Ini sangat murni.
Tradisi Abadi dari Alat Sederhana
Proses produksi Garam Gumbrih tetap tradisional. Alatnya masih sangat sederhana dan alami. Mereka menggunakan tulud dan serok untuk menggarap. Ada juga sosor wajan dan kukusan dipakai.
Bunga pasir adalah bahan baku utamanya. Bunga pasir ini menangkap kristal garam. Proses kristalisasi garam dilakukan dengan perebusan. Perebusan air tuah memakai kayu bakar. Proses ini bergantung pada kondisi alam, terutama terkait pada pasang surut dan matahari. Kekhasan inilah yang membuat garam ini berharga.
Perjuangan Meraih Indikasi Geografis
Saat ini, Garam Gumbrih tengah berjuang keras berupaya mendapat sertifikasi bergengsi. Sertifikasi tersebut bernama Indikasi Geografis Garam Gumbrih. IG ini melindungi kearifan lokal, yang tujuannya juga meningkatkan nilai ekonomi. Tentu, demi kesejahteraan petani Garam Gumbrih.
Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual melakukan pemeriksaan IG Garam Gumbrih pada Juli 2024 lalu. Tim Ahli IG dari Kemenkumham RI hadir langsung. Mereka menilai proses dan keunikan garam tersebut.
Menurut Abdul Rokhman dari Kemenkumham, hasilnya positif. Garam Gumbrih Jembrana memenuhi syarat IG. Tinggal menunggu hasil pemeriksaan akhir saja.
Upaya ini difasilitasi oleh Pemerintah Daerah. Masyarakat Perlindungan Indikasi Geografis (MPIG) dibentuk. MPIG ini mewadahi petani Garam Gumbrih setempat.
I Made Sudantra, Plt. Kepala Brida, turut berharap. Ia berharap garam turun temurun ini dapat sertifikasi. Sertifikasi HAKI ini akan mendorong produksi. Tujuannya jelas, meningkatkan kesejahteraan petani. Garam Gumbrih Jembrana adalah kebanggaan lokal. Ia layak mendapat pengakuan dunia. (GA/IJN).