INFOJEMBRANA.COM— Pernahkah Anda mendengar sebuah desa dengan nama yang unik? Desa ini menyimpan sejarah menarik. Ceritanya bermula dari seorang saudagar Tionghoa. Kisah ini berpadu dengan lukisan Ganesha. Semua itu melahirkan nama Desa Budeng.
Nama Budeng adalah gabungan kata. Kata-kata yang diucapkan oleh saudagar itu. Cerita ini menjadi identitas desa.
Kisah Tapa Saudagar Tionghoa
Kisah ini berawal sekitar tahun 1758. Seorang saudagar Tionghoa dari Gunung Dieng. Namanya Sho Mang Yong. Ia datang ke sebuah hutan rawa. Hutan ini terletak di wilayah Jembrana. Hutan itu kemudian menjadi Desa Budeng.
Sho Mang Yong memiliki tujuan khusus. Ia datang ke hutan rawa untuk bertapa. Saat bertapa, ia mendapatkan anugerah. Anugerah itu datang dari Ida Batara Guru. Anugerah ini sangat istimewa bagi dirinya. Ini adalah momen yang sangat sakral.
Untuk mengabadikan momen penting itu. Sho Mang Yong melakukan hal yang unik. Ia melukis gambar Ganesha di kulit pohon. Ia melakukannya di sebuah pohon besar. Lukisan Ganesha ini sebagai simbol. Simbol rasa syukurnya pada Ida Batara Guru. Di bawah lukisan itu, ia menuliskan kata.
Lukisan Ganesha dan Nama yang Tercipta
Di atas lukisan Ganesha, ia menuliskan “KERTA BUDI”. Kata-kata ini memiliki makna mendalam. Di bawahnya, ia menulis “BHUDA DIENG”. Tulisan ini menjelaskan identitasnya. Ia menyatakan agama dan juga asal-usulnya. “Bhuda” merujuk pada agama Buddha. Agama yang dianutnya, sebuah kepercayaan. “Dieng” merujuk pada tempat asalnya. Ia berasal dari Gunung Dieng.
Seiring berjalannya waktu yang panjang. Kata-kata itu terus berkembang. Kata “Bhuda Dieng” disingkat oleh masyarakat. Gabungan kata-kata itu menghasilkan satu kata. Kata itu adalah “Budeng”. Nama ini digunakan hingga sekarang. Nama desa ini adalah perpaduan. Perpaduan budaya Tionghoa dan Hindu.
Makna di Balik Nama Desa
Nama Budeng bukan sekadar nama. Ia memiliki makna filosofis yang dalam. Ia adalah simbol toleransi dan harmoni. Harmoni yang sudah ada sejak dulu. Saudagar Tionghoa dapat diterima. Ia dapat berbaur dengan masyarakat. Nilai-nilai ini terus dipegang teguh. Hingga saat ini oleh masyarakatnya.
Desa Budeng adalah contoh nyata. Bahwa perbedaan bisa jadi kekuatan. Perbedaan dapat melahirkan sesuatu yang indah. Nama desa ini adalah bukti. Nama yang mengikat sejarah panjang. Kisah seorang saudagar Tionghoa. Yang meninggalkan jejak di Jembrana. Jejak itu tidak akan pernah hilang.
Peninggalan Sejarah yang Berharga
Kisah ini menjadi warisan berharga. Masyarakat Desa Budeng menjaga cerita. Mereka menceritakan kisah ini. Menceritakan pada anak-anak mereka. Agar sejarah desa tidak dilupakan. Nama desa menjadi pengingat abadi. Mengingat asal-usul yang unik.
Desa Budeng terus berkembang. Ia menjadi desa yang mandiri. Namun, cerita asal-usul nama. Tetap menjadi bagian dari identitasnya. Identitas yang unik di Bali. Desa Budeng adalah permata Jembrana. GA/IJN.