INFOJEMBRANA.COM– Jembrana, di sisi barat Pulau Bali, punya cerita. Cerita tentang para petani yang gigih. Mereka hidup di Desa Manggissari. Mayoritas penduduknya adalah petani. Mereka punya cara bertani unik. Namanya petani tumpang sari. Mereka menanam banyak komoditas. Dari cengkeh, kopi, hingga pisang.
Praktik ini menunjukkan kearifan lokal. Petani Manggissari adalah pahlawan. Pahlawan pangan yang bekerja keras. Mereka berjuang demi keluarga.
Desa Manggissari terdiri dari tiga banjar. Mereka hidup sebagai petani. Petani tumpang sari sangat menguntungkan. Mereka tidak hanya mengandalkan satu komoditas. Ketika satu komoditas harganya turun. Mereka masih punya hasil dari yang lain. Ini membuat mereka lebih tangguh.
Hasil pertanian mereka sangat beragam. Ada kebun cengkeh yang luas. Pohonpohon kopi tumbuh subur. Serta perkebunan pisang yang melimpah. Semua ditanam di lahan yang sama. Mereka hidup seimbang dari hasil bumi.
Membangun Keluarga Melalui Program Unggulan
Desa Manggissari punya program istimewa. Program dari Kampung Keluarga Berkualitas. Salah satunya Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Akseptor (UPPKA). Program ini membantu keluarga petani. Mengembangkan usaha ekonomi produktif. Mereka bisa mengolah hasil panen. Menjadi produk bernilai jual tinggi.
Misalnya, mengolah biji kopi. Menjadi bubuk kopi siap jual. Atau membuat keripik dari pisang. Serta olahan lain dari cengkeh. Program ini sangat membantu. Mereka dapat meningkatkan pendapatan keluarga. Warga desa menjadi lebih mandiri.
Manggissari juga punya kelompok kegiatan. Ada Bina Keluarga Balita (BKB). Ada Bina Keluarga Remaja (BKR). Serta Bina Keluarga Lansia (BKL). Kelompok ini membantu masyarakat. Dalam berbagai aspek kehidupan. Ini menunjukkan Manggissari adalah desa. Desa yang peduli pada warganya.
Semua anggota kelompok kerja (pokja). Telah mendapatkan pelatihan khusus. Pelatihan ini membuat mereka. Mampu mengelola program desa. Ini menunjukkan sinergi kuat. Antara pemerintah dan masyarakatnya.
Manggissari, Inspirasi Wisata Agro
Desa Manggissari punya potensi wisata. Potensi wisata agro yang sangat menjanjikan. Wisatawan bisa datang untuk belajar. Belajar tentang praktik petani tumpang sari. Mereka bisa ikut menanam. Atau ikut memanen hasil bumi. Ini adalah pengalaman yang unik.
Manggissari adalah contoh nyata. Bahwa desa bisa maju dan berdaya. Dengan mengandalkan potensi lokal. Serta semangat gotong royong warganya. Petani tumpang sari Manggissari. Mereka adalah motor penggerak desa. Menghidupkan ekonomi, menjaga tradisi. GA/IJN.


