INFOJEMBRANA.COM– Bali terkenal sebagai “Pulau Seribu Pura.” Kebanyakan pura yang dikenal. Terletak di bagian selatan dan tengah pulau. Namun, di ujung barat Bali, Jembrana. Ada banyak pura kuno yang menawan. Mereka menyimpan sejarah panjang. Serta makna spiritual yang dalam.
Pura-pura ini adalah harta karun tersembunyi. Mereka menawarkan pengalaman berbeda. Mari kita jelajahi pura-pura kuno ini. Menemukan jejak sejarah yang berharga.
Perjalanan spiritual ini dimulai dari Pura Rambut Siwi. Pura ini sangat sakral di Bali. Ia terkait erat dengan Dang Hyang Nirartha. Seorang pendeta suci penyebar Hindu. Pura ini berdiri kokoh di atas tebing. Menghadap langsung ke Samudra Hindia yang luas. Pemandangan di sini sangat menakjubkan.
Pura Rambut Siwi punya keunikan arsitektur. Gayanya klasik Bali kuno. Ukiran halusnya sangat detail. Setiap bagian pura punya makna. Pura ini adalah simbol kuatnya ajaran. Yang dibawa oleh Dang Hyang Nirartha. Pura ini cocok untuk merenung. Menemukan kedamaian di antara alam.
Pura Rambut Siwi adalah bukti perjalanan Dang Hyang Nirartha. Pura ini jadi saksi bisu. Sejarah penyebaran agama Hindu.
Selanjutnya, mari kita kunjungi Pura Ulun Danu Pegubugan. Pura ini terletak dekat Bendungan Bendel. Di Desa Manistutu. Dulunya, aksesnya sangat sulit sekali. Hanya bisa dijangkau dengan jalan setapak. Kini, jalannya sudah diaspal. Mobil sudah bisa lewat dengan mudah.
Pura ini punya peran penting. Ia adalah tempat pemujaan Dewa Kemakmuran. Lokasinya di dekat sumber air. Ini simbol rasa syukur masyarakat. Atas anugerah air dan kesuburan tanah. Pura ini diharapkan membawa berkah. Bagi para petani dan seluruh warga.
Pengembangan pura ini membawa dampak positif. Masyarakat jadi lebih sejahtera. Mereka bisa berdagang di sekitar pura. “Pura ini dulunya terpencil. Sekarang sudah jadi pusat wisata religi,” ujarnya. Pengembangan ini membuka peluang baru.
Mengapa Berbeda dari Pura Lain?
Pura-pura kuno di Jembrana punya perbedaan. Dibandingkan dengan pura di Bali lain. Arsitektur mereka lebih sederhana. Mereka tidak memiliki ukiran yang berlebihan. Kesan alami dan kokoh sangat terasa. Pura ini menyatu dengan alam.
Ritual di Jembrana juga khas. Ada tradisi yang hanya ada di sana. Mereka menjaga keasliannya dengan baik. Ini adalah pengalaman otentik. Bukan sekadar tontonan turis.
Pura-pura di Jembrana lebih sederhana. Tapi memiliki makna yang sangat kuat. Ritual keagamaan lebih menekankan kesederhanaan. Tapi dengan ketulusan yang mendalam.
Panduan Berwisata dengan Etika
Berwisata religi butuh etika. Kunjungan ke pura-pura kuno ini. Harus dilakukan dengan sopan santun.
- Berpakaian Rapi: Kenakan pakaian yang sopan. Tidak terlalu terbuka. Gunakan kain sarung dan selendang. Hormati kesakralan pura.
- Jaga Sikap: Selalu berbicara sopan. Jangan membuat keributan. Hormati peziarah yang sedang beribadah. Jangan berfoto sembarangan.
- Tanyakan Aturan: Tanyakan pada pemangku pura. Atau petugas yang ada di sana. Mengenai aturan yang berlaku. Setiap pura mungkin punya aturan berbeda.
- Jaga Kebersihan: Selalu buang sampah pada tempatnya. Jangan tinggalkan jejak apa pun. Jaga kebersihan lingkungan pura.
Pentingnya Menjaga Warisan Sejarah
Pura-pura kuno di Jembrana adalah warisan. Mereka adalah cerminan sejarah bangsa. Kisah-kisah leluhur terukir di sana. Penting untuk melestarikan pura ini. Agar tetap utuh untuk generasi mendatang.
Pemerintah daerah dan masyarakat harus bersinergi. Menjaga dan merawat pura-pura ini. Agar tetap jadi sumber inspirasi. Dan destinasi spiritual yang agung. Pura-pura kuno Jembrana adalah bukti. Bahwa spiritualitas dan alam. Bisa hidup berdampingan dengan indah. GA/IJN.