Harga Tomat Nyungsep, Beras Merangkak Naik

0
299
Suasana di pasar umum Negara, Jembrana Bali, Senin 12 Agustus 2025. Sumber foto : CAK/IJN.

InfoJembrana.com | JEMBRANA – Harga beras di pasar umum Negara, Jembrana, Bali, mengalami kenaikan dalam sepekan terakhir. Kenaikan ini terjadi saat harga sejumlah komoditas bumbu, khususnya tomat, justru anjlok akibat melimpahnya hasil panen. Kondisi ini menimbulkan dilema di kalangan masyarakat dan pedagang, di mana kenaikan beras membebani sementara penurunan harga bumbu menjadi berkah bagi pembeli.

Seorang pedagang sembako, Muliada, menjelaskan bahwa harga beras medium kini mencapai Rp16.500 per kilogram, naik dari harga sebelumnya Rp15.000. Kenaikan ini disebabkan oleh terbatasnya pasokan menjelang musim panen. “Stok beras agak terbatas karena belum masuk masa panen,” jelasnya pada Senin 11 Agustus 2025.

Di sisi lain, harga tomat mengalami penurunan drastis, dari Rp40.000 menjadi hanya Rp8.000 per kilogram. Penurunan ini dipicu oleh hasil panen yang melimpah dari berbagai daerah. Kondisi serupa juga terjadi pada cabai kecil yang turun dari Rp45.000 menjadi Rp34.000 per kilogram, serta cabai besar yang kini menjadi Rp35.000 per kilogram.

Selain itu, komoditas lainnya seperti bawang merah juga mengalami penurunan harga dari Rp50.000 menjadi Rp45.000 per kilogram. Namun, harga bawang putih terpantau stabil di kisaran Rp40.000 per kilogram. Harga minyak goreng kemasan juga sedikit menurun, dari Rp17.000 menjadi Rp16.000 per liter.

Perubahan harga ini secara langsung memengaruhi daya beli masyarakat. “Kalau harga naik, pembeli biasanya mengurangi jumlah pembeliannya,” kata Muliada. “Tapi kalau harga bumbu turun, pembeli justru lebih banyak ambil.”

Bagaimana menurut Anda, apakah kenaikan harga beras ini akan terus berlanjut hingga masa panen tiba?

Selain itu, komoditas lainnya seperti bawang merah juga mengalami penurunan harga dari Rp50.000 menjadi Rp45.000 per kilogram. Namun, harga bawang putih terpantau stabil di kisaran Rp40.000 per kilogram. Harga minyak goreng kemasan juga sedikit menurun, dari Rp17.000 menjadi Rp16.000 per liter.

Perubahan harga ini secara langsung memengaruhi daya beli masyarakat. “Kalau harga naik, pembeli biasanya mengurangi jumlah pembeliannya,” kata Ibu Muliada. “Tapi kalau harga bumbu turun, pembeli justru lebih banyak ambil. CAK/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here