INFOJEMBRANA.COM– Loloan, sebuah kawasan bersejarah di Jembrana. Wilayah ini menyimpan banyak cerita. Kisah kejayaan peradaban masa lalu. Jejak-jejaknya masih bisa kita temukan. Salah satunya ada pada kuliner khas. Menu istimewa yang bernama Kondow. Lauk ini punya cerita panjang. Dari bekal pelaut hingga jamuan raja.
Kondow adalah menu warisan nenek moyang. Ia adalah lauk khas masyarakat Loloan. Bahan dasarnya daging sapi fermentasi. Kondow punya rasa yang unik. Ia adalah cerminan peradaban Bugis. Yang mengakar kuat di Jembrana.
Sejarah Kondow berawal dari perniagaan. Pada masa keemasan Bandar Loloan. Para saudagar sering berlayar. Menjelajahi berbagai pelabuhan nusantara. Perjalanan mereka memakan waktu lama. Mereka butuh bekal makanan yang awet. Daging sapi yang difermentasi adalah jawabannya.
Menu ini tahan berhari-hari di lautan. Tanpa perlu lemari pendingin. Berkat teknik fermentasi alami. Para saudagar bisa berlayar jauh. Tanpa khawatir kehabisan bekal. Kondow adalah penyelamat mereka.
Memasuki abad ke-18 Masehi, fungsinya berubah. Kondow menjadi menu jamuan istimewa. Untuk menyambut tamu-tamu terhormat. Termasuk para Raja Jembrana. Masyarakat Loloan selalu menyuguhkan Kondow. Sebagai bentuk penghormatan tinggi. Lauk ini disajikan bersama nasi. Serta sayur bening jagung muda. Sebuah perpaduan rasa yang pas.
Dari Bangsawan Bugis, Lestari di Loloan
Kondow sebenarnya diadopsi dari Bugis. Ia adalah menu bangsawan di abad ke-17. Masehi. Masyarakat Loloan yang punya akar Bugis. Mengadopsi menu ini ke dalam budaya. Hingga kini, budaya Bugis masih kental. Terutama pada kuliner dan arsitektur. Rumah panggung di Loloan adalah bukti. Arsitekturnya khas rumah panggung Bugis.
Jaiyah, seorang warga Lingkungan Kerobokan, Loloan Barat, menceritakan. Ia memiliki usaha kuliner yang khas. Unggulannya adalah nasi Kondow. Menu ini terbuat dari daging sapi. Dimasak dengan asam jawa dan gula merah. Rasanya enak dan sangat gurih. “Ciri khas masakan kampung Loloan. Buka mulai pagi dari jam 08.00 Wita,” ujar Jaiyah.
Menurut Jaiyah, menu ini paling nikmat. Jika dimakan dengan sayur asam. Atau dengan sayur daun kelor. Perpaduan ini sangat serasi. Menambah kenikmatan Kondow.
Kondow: Hidup Kembali di Rumah Panggung
Saat ini, Kondow sudah mulai terlupakan. Jajanan modern lebih digemari. Namun, semangat melestarikannya masih ada. Kini, nasi lauk Kondow bisa dinikmati. Di sebuah warung rumah panggung. Tepatnya di Kampung Cempake, Loloan Barat. Warung ini dikelola oleh Bang Nasih.
Jaiyah menceritakan awal usahanya. “Dulu berawal hanya berjualan kue apem kampung. Bahkan selain pesanan juga di taruh di toko roti. Dan juga di dalam Pasar Negara,” katanya. Usaha kecilnya itu kini berkembang. Menjadi warung kuliner yang populer.
Keunikan lain dari warung ini. Penyajiannya sangat unik. Pengunjung bisa makan langsung di dapur. Menikmati suasana rumahan yang hangat. “Ciri khas rumah panggung menjadi gaya eksotik. Bagi para penggemar kuliner,” tambah Jaiyah. Ini memberi pengalaman berbeda. Makan di tempat dengan nilai sejarah.
Jaiyah juga menyajikan menu lain. Ada nasi plecing ayam kampung. Serta plecing daging sapi yang pedas. Sambalnya yang khas membuat ketagihan. “Rasa khas pedasnya sambal nasi Kondo. Ciri khas yang tak pernah hilang. Adalah budaya Bugis,” cetus Jaiyah.
Melestarikan Sejarah Melalui Kuliner
Kondow adalah sebuah warinerah. Daging fermentasi ini perlu dilestarikan. Ia tidak hanya lezat di lidah. Tapi juga kaya akan cerita. Ia membawa kita kembali ke masa lalu. Masa kejayaan Bandar Loloan. Mengingat kembali para saudagar. Yang berani berlayar ke tengah lautan.
Jaiyah, atau Bang Nasih. Adalah pahlawan kuliner. Mereka menjaga tradisi Kondow. Melestarikannya dengan cara sederhana. Lewat warung makan di rumah panggung. Mereka menyajikan rasa autentik. Rasa yang pernah dinikmati raja. Dan para tamu terhormat di Loloan.
Kuliner seperti Kondow sangat penting. Ia adalah jembatan budaya. Menghubungkan masa lalu dengan masa kini. Agar generasi muda tahu. Sejarah di balik setiap makanan. Jembrana punya banyak cerita. Salah satunya melalui nasi Kondow. Jadi, jika ke Loloan, jangan lupa mampir. Cicipi keunikan kuliner ini. GA/IJN.