Jembrana Siaga Bencana: Antisipasi Ancaman Pesisir Mendesak Pembentukan PRCPB

0
138
Pada rapat Koordinasi Bahaya Iklim Wilayah Pesisir yang berlangsung di Kantor Bupati Jembrana, Kamis 31 Juli 2025. Sumber foto : istimewa /IJN.

InfoJembrana.com | JEMBRANA – Kabupaten Jembrana, yang dikenal sebagai ujung barat Bali dan memiliki garis pantai yang panjang, semakin menunjukkan kesiapsiagaan tinggi dalam menghadapi potensi bencana. Wilayah pesisirnya kini menghadapi ancaman serius dari perubahan iklim, erosi, dan kenaikan permukaan air laut. Untuk itu, percepatan pembentukan Pasukan Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (PRCPB) dan penguatan koordinasi antarinstansi menjadi prioritas utama.

Pada rapat Koordinasi Bahaya Iklim Wilayah Pesisir yang berlangsung di Kantor Bupati Jembrana, Kamis 31 Juli 2025, Dandim 1617/Jembrana Letkol Inf M. Adriansyah menekankan pentingnya latihan gabungan antarinstansi.

“Wilayah pesisir Jembrana kini menghadapi kondisi kritis. Kita tidak bisa hanya mengandalkan rapat, tetapi perlu melakukan simulasi bersama untuk memastikan kesiapan semua pihak,” tegas Dandim, yang juga didampingi Kapolres Jembrana AKBP Kadek Citra Dewi Suparwati.

Kepala Pelaksana BPBD Jembrana, I Putu Agus Artana Putra, dalam paparannya mengungkapkan data mengkhawatirkan. Jembrana memiliki garis pantai sepanjang lebih dari 87 km, yang sebagian besar mengalami abrasi dengan laju hingga 1,67 meter per tahun. Erosi pantai, kenaikan permukaan air laut, dan dampak perubahan iklim menjadi isu krusial yang memerlukan antisipasi kolektif.

Kapolres Kadek Citra Dewi Suparwati menegaskan kesiapan pihaknya untuk bersinergi dalam mitigasi, evakuasi, dan pemulihan pascabencana. “Polres Jembrana secara aktif melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah, TNI, dan BNPB dalam pemetaan daerah rawan serta menyiapkan langkah kontinjensi,” ujarnya. Ia juga mengapresiasi gerak cepat relawan dan nelayan dalam penanganan kasus kapal tenggelam sebelumnya.

Rapat ini turut membahas regulasi daerah yang telah diterbitkan, termasuk Peraturan Bupati tentang Rencana Kontinjensi Gempa dan Tsunami. Selain itu, pemasangan Early Warning System (EWS) yang direncanakan aktif mulai Oktober 2025 menjadi langkah konkret untuk meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat pesisir.

Diharapkan, hasil koordinasi ini dapat menjadi dasar kuat untuk memperkuat ketahanan iklim dan kesiapan Jembrana dalam menghadapi ancaman bencana di masa mendatang. CAK/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here