Angin Kencang Picu Antrean Kendaraan di Gilimanuk, Penyeberangan Sempat Ditutup Sementara

0
104
Kondisi antrean kendaraan di areal parkir dalam Pelabuhan Gilimanuk, Selasa 29 Juli 2025 dini hari. Sumber foto : istimewa /IJN.

InfoJembrana.com | JEMBRANA – Pelabuhan ASDP Gilimanuk sempat ditutup sementara pada Selasa 29 Juli 2025 dini hari, memicu antrean kendaraan yang mengular hingga setengah kilometer. Penutupan sementara aktifitas penyeberangan ini, menurut Komandan Pos Angkatan Laut (Danposal) Gilimanuk Letda Laut (P) Bayu Primanto, disebabkan oleh cuaca buruk, khususnya angin kencang dan gelombang tinggi.

Penutupan yang berlangsung sejak pukul 00.28 WITA ini menyebabkan penumpukan kendaraan tujuan Ketapang-Banyuwangi. Antrean bahkan membentang hingga depan Pasar Gilimanuk, sekitar setengah kilometer dari area parkir pelabuhan.

“Kemarin malam antrean (kendaraan) sampai pasar (Gilimanuk),” kata Letda Bayu, dikonfirmasi Selasa pagi 29 Juli 2025.

Meskipun Pelabuhan Gilimanuk telah dibuka kembali pada pukul 02.05 WITA, antrean kendaraan masih terlihat, kini terkonsentrasi di dalam area parkir pelabuhan.

Selain faktor cuaca ekstrem, kondisi ini juga diduga diperparah oleh pembatasan operasional kapal yang telah diberlakukan otoritas terkait sejak sepekan terakhir. Pembatasan ini tak hanya berdampak di Gilimanuk, namun juga menyebabkan antrean panjang hingga puluhan kilometer di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi.

Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin, dalam keterangan rilis Minggu 27 Juli 2025, menyampaikan bahwa kondisi antrian kendaraan saat ini sudah jauh lebih terkendali dibanding akhir pekan lalu. “Pagi ini, truk-truk logistik padat mengalir ke kantong parkir Bulusan, sementara antrian menuju Pelabuhan Ketapang tercatat hanya sekitar 1,3 hingga 2 kilometer, turun signifikan dari kondisi puncak sebelumnya yang sempat menembus 30 kilometer,” ujarnya.

Kehadiran KMP Gading Nusantara akan melengkapi layanan kapal perbantuan yang telah lebih dulu dioperasikan, yaitu KMP Portlink VII di Dermaga Bulusan. Di sisi lain, pengaturan kapal-kapal ex-LCT tetap diberlakukan sesuai ketentuan keselamatan oleh Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Kapal jenis ini hanya diperbolehkan mengangkut maksimal enam unit truk tronton, tanpa penumpang umum, serta wajib dilengkapi dua awak kendaraan dengan life jacket selama pelayaran.

Sementara, General Manager ASDP Cabang Ketapang, Yannes Kurniawan, menyatakan bahwa enam kapal di Dermaga LCM saat ini difokuskan untuk melayani truk-truk bertonase lebih dari 35 ton. “Langkah ini bertujuan agar distribusi muatan logistik dapat lebih merata dan tidak terpusat pada satu jalur operasional saja,” ujarnya.

Berdasarkan penetapan jadwal kapal oleh regulator, susunan kapal di tiap dermaga yakni, di Dermaga MB I terdapat KMP Prathita IV, KMP Gerbang Samudera 2, KMP Jalur Nusa, KMP Dharma Rucitra, dan KMP Trisila Bhakti I. Dermaga MB II melayani KMP Trisila Bhakti II, KMP Bontang Ekspress, KMP Gilimanuk I, KMP Jambo VIII, serta KMP Sumber Berkat II.

Sementara, di Dermaga MB III beroperasi KMP Gilimanuk II, KMP Bintang Balikpapan, KMP Dharma Ferry I, KMP Cemerlang No 55, dan KMP Trima Jaya 9. Sementara Dermaga MB IV melayani KMP Tunu Pratama Jaya 5888, KMP Jambo X, KMP Karya Maritim II, dan KMP Swarna Cakra.

Untuk Dermaga LCM, tujuh kapal yang beroperasi adalah KMP Karya Maritim I, KMP Samudera Utama, KMP Liputan 12, KMP Agung Samudera IX, KMP Pancar Indah, KMP SMS Swakarya, dan KMP Samudera Perkasa I.

Kondisi cuaca yang mendukung juga membantu kelancaran operasional. Berdasarkan laporan BMKG, kondisi perairan terpantau berawan dengan angin selatan 5–15 knot, gelombang laut 0,2–2 meter, arus mengarah ke selatan dengan kecepatan 166 cm/s, dan jarak pandang mencapai 10 kilometer.

Direktur Jenderal Perhubungan Laut, Muhammad Masyhud, dalam keterangan resminya kemarin menegaskan bahwa seluruh kapal yang beroperasi telah dinyatakan laik laut, dan operasional pelabuhan berjalan normal meski dilakukan penyesuaian kapasitas angkut. Ia menekankan bahwa pembatasan load factor pada kapal LCT merupakan langkah preventif demi keselamatan penyeberangan.

Situasi lalu lintas ke Pelabuhan Ketapang turut dipengaruhi oleh proyek preservasi nasional berupa penutupan Jalur Gumitir yang akan berlangsung hingga 24 September 2025. Penutupan jalur ini menyebabkan lonjakan kendaraan logistik yang dialihkan melalui jalur utara, mempertegas urgensi peningkatan kapasitas layanan pelabuhan.

Sebagai bentuk mitigasi tambahan, ASDP bersama instansi terkait telah menyiapkan sejumlah kantong parkir, termasuk di Bulusan, serta mengatur ritme keberangkatan kapal sesuai kapasitas dermaga. Koordinasi lapangan diperkuat dengan dukungan aparat kepolisian untuk memastikan kelancaran distribusi dan keamanan pengguna jasa.

Seluruh langkah tersebut menunjukkan komitmen kuat ASDP bersama regulator dalam menjaga konektivitas antarpulau Jawa-Bali tetap terjaga. Fokus utama tidak hanya pada percepatan layanan, tetapi juga pada pengutamaan aspek keselamatan dalam setiap pelayaran.

ASDP mengimbau masyarakat pengguna jasa agar terus memantau informasi terbaru, mengikuti arahan petugas di lapangan, dan tetap memprioritaskan keselamatan dalam perjalanan. Lintas Ketapang-Gilimanuk akan terus menjadi perhatian utama untuk memastikan mobilitas logistik dan penumpang berjalan lancar di tengah kondisi lalu lintas yang dinamis. CAK/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here