Upakara Pekelem akan Digelar di Selat Bali, KNKT: KMP-TPJ Tenggelam Diduga Over Kapasitas

0
219
Suasana kapal di dermaga pelabuhan penyebrangan Gilimanuk, Jembrana Bali. Sumber Foto : Istimewa/IJN

InfoJembrana.com | JEMBRANA – Menyusul ditutupnya operasi pencarian korban tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya, Kelurahan dan Desa Adat Gilimanuk bersama ASDP Gilimanuk berencana menggelar upakara Mulang Pekelem di Selat Bali pada Jumat, 25 Juli 2025 besok.

Upacara ini menjadi yang pertama dalam sembilan tahun terakhir, bertujuan utama menjaga keseimbangan alam dan memohon keselamatan, khususnya untuk aktivitas di perairan Selat Bali.

Lurah Gilimanuk, Ida Bagus Tony Wirahadikusuma, yang juga Ketua Panitia Karya, menjelaskan bahwa prosesi Mulang Pekelem akan dipusatkan di area Dermaga LCM, berdekatan dengan Pura Segara Gilimanuk. Persiapan telah matang, termasuk memohon petunjuk dari sejumlah Griya di Gilimanuk dan Manistutu, Melaya.

“Ini merupakan inisiatif bersama dari ASDP dan Gapasdap yang memberikan bantuan untuk banten, sementara pelaksanaannya dari Desa Adat dan Kelurahan, termasuk Kecamatan Melaya,” ujar Tony, Kamis 24 juli 2025.

Upacara Mulang Pekelem ini akan melibatkan pelarungan hewan ke tengah laut, termasuk kerbau dan angsa. Tony menyebut, prosesi Mulang Pekelem berskala besar oleh perusahaan dan pengelola penyeberangan ini adalah yang pertama kali dilakukan setelah hampir satu dasawarsa.

Uniknya, upacara Mulang Pekelem dari Desa Adat Gilimanuk ini akan diselenggarakan bersamaan dengan tradisi Petik Laut yang rutin dilakukan oleh masyarakat pesisir, khususnya nelayan muslim di Gilimanuk. Dalam prosesi Petik Laut tersebut, rencananya juga akan dilarung kepala kerbau di tengah laut yang menjadi batas antara Pulau Jawa dan Pulau Bali.

Setelah seluruh prosesi upacara sembahyang Mulang Pekelem dan doa Petik Laut selesai dilakukan di darat, seluruh peserta akan bersama-sama menaiki Kapal Motor yang disiapkan ASDP untuk menuju tengah laut dan melarung persembahan hewan.

Tragedi tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada 3 Juli 2025 lalu memang menyisakan duka mendalam. Meski posisi kapal telah terdeteksi, 16 penumpang dari 65 orang dalam manifes masih belum ditemukan.

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dalam investigasinya menyatakan kecelakaan maut itu disebabkan kelebihan muatan hingga 400 ton, jauh melampaui kapasitas maksimal kapal sebesar 137,7 ton.

Upacara ini diharapkan dapat menjadi simbol harapan dan doa bagi keselamatan seluruh pihak yang bergantung pada Selat Bali. CAK/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here