InfoJembrana.com | JEMBRANA – Dunia pendidikan Jembrana kembali dihadapkan pada realitas memprihatinkan. Tahun ajaran ini, SD Negeri 5 Penyaringan di Kecamatan Mendoyo sama sekali tidak mendapatkan satu pun siswa baru untuk kelas satu.
Kondisi ini menjadi sorotan utama, menyusul minimnya jumlah murid di sejumlah SD Negeri lainnya dan telah ditutupnya dua SD sebelumnya akibat masalah serupa. Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Dikpora) Jembrana berjanji akan melakukan evaluasi mendalam.
Kepala Dinas Dikpora Jembrana, I Gusti Putu Anom Saputra, pada Rabu 23 Juli 2025 mengungkapkan hasil laporan Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) menunjukkan dua SD Negeri mengalami krisis siswa.
Selain SD Negeri 5 Penyaringan yang berada di ujung utara desa tersebut, SD Negeri 2 Pulukan di Kecamatan Pekutatan juga hanya menerima tiga siswa baru, jauh menurun dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 15 siswa.
“Awalnya ada dua potensi pendaftar di SD Negeri 5 Penyaringan, namun karena jumlahnya sangat sedikit, orang tua siswa memilih memindahkan anak mereka ke SD lain yang letaknya lebih jauh, namun masih dalam satu desa,” jelas Anom Saputra. Tahun lalu, SD ini masih memiliki siswa baru, namun kini, kelas satu benar-benar kosong.
Fenomena di SD Negeri 2 Pulukan sedikit berbeda. Banyak calon siswa di wilayah tersebut memilih melanjutkan pendidikan ke Madrasah Ibtidaiyah (MI) terdekat. “Untuk SD 2 Pulukan, banyak murid yang memilih masuk ke MI, sehingga hanya mendapat sekitar tiga siswa,” tambah Anom.
Kondisi ini menambah daftar panjang tantangan pendidikan di Jembrana. Sebelumnya, dua SD Negeri, yaitu SD Negeri 1 Blimbingsari dan SD Negeri 3 Pekutatan, telah ditutup dan dilakukan regrouping akibat minimnya jumlah murid secara berturut-turut.
Dinas Dikpora Jembrana berkomitmen untuk mengevaluasi secara menyeluruh faktor-faktor penyebab minimnya penerimaan murid baru di SD-SD Negeri ini, termasuk mempertimbangkan daya saing dengan sekolah setingkat di sekitarnya. CAK/IJN