
JEMBRANA, (IJN) – Pencarian terhadap 30 penumpang Kapal Motor Penumpang (KMP) Tunu Pratama Jaya yang hilang pasca tenggelamnya kapal tersebut memasuki hari kedua tanpa hasil signifikan. Hingga saat ini, dari total 65 orang yang berada di kapal (berdasarkan manifes dan jumlah ABK), baru 35 orang ditemukan, dengan 6 di antaranya meninggal dunia. Fokus utama tim gabungan kini beralih pada upaya intensif menemukan sisa korban yang belum teridentifikasi.
Dari data sementara yang berhasil dihimpun, 35 korban yang berhasil dievakuasi, 29 orang diantaranya dinyatakan selamat dan 6 orang ditemukan dalam kondisi meninggal dunia, termasuk satu orang balita usia tiga tahun.
Korban selamat ditemukan di berbagai lokasi, yakni di Pantai Pebuahan sebanyak 24 orang termasuk 4 orang ABK yakni Nurdin (52), M. Farid Wajdi (19), Erik Imbawani (30), dan Richo Krafsanjani (28).
Kemudian 1 orang ditemukan di pantai Desa Candikusuma dan 4 orang lainnya di wilayah Perairan Gilimanuk, termasuk satu orang KKM (Kepala Kamar Mesin) kapal, yakni Sandi Warlan (44).
Korban meninggal ini dievakuasi dari dua tempat yakni 5 orang di pantai Pebuahan, pada Kamis 3 Juli 2025 antara pukul 6 pagi hingga pukul 14.00 siang.
Sementara, korban balita 3 tahun diketemukan di Pantai Cupel Pengambengan sekitar pukul 16.50 wita. Korban balita tiga tahun ini merupakan anak korban, ibunya yang juga ditemukan meninggal sebelumya di Pantai Pebuahan, sekitar pukul 13.30 wita.
Semua korban selamat maupun korban meninggal dunia pada Kamis sore 3 Juli 2025 telah dipulangkan ke kampung halamannya masing masing melalui Pelabuhan Gilimanuk.
Saat ini, posko pencarian dan evakuasi telah didirikan dibeberapa titik, seperti posko darurat di Pantai Pebuahan, Pantai Pengambengan, Posko Siaga 24 jam di RSU Negara, serta posko terpadu di Pelabuhan Gilimanuk.
Dari pantauan, di Posko terpadu Gilimanuk, sejumlah warga masih mendatangi posko tersebut untuk menanyakan informasi keluarganya yang diduga menjadi penumpang KMP Tunu Pratama Jaya. Bahkan nampak pula sejumlah keluarga yang masih bertahan menunggu kabar nasib keluarganya yang menjadi korban.
Lebih dari 300 personel gabungan dari berbagai instansi, termasuk Basarnas, TNI AL, dan kepolisian, dikerahkan dalam operasi pencarian masif ini. Tim dibagi dan disebar di beberapa lokasi strategis, termasuk Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, yang menjadi titik terbanyak penemuan korban sebelumnya.
Pencarian dilakukan baik darat, laut maupun melalui udara, melibatkan helikopter dan drone untuk penyisiran udara, serta perahu karet dan kapal untuk menyisir perairan. Di darat, tim menyisir sepanjang garis pantai di wilayah Jembrana, mencakup Kecamatan Negara dan Melaya. Namun, seperti disampaikan Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya, hasil pencarian pada hari kedua masih nihil.
“Pencarian menggunakan alut udara dan alut laut belum membuahkan hasil,” ujar Sidakarya di Pelabuhan Gilimanuk. Ia menambahkan bahwa meskipun cuaca cukup mendukung dengan ombak laut yang tidak terlalu tinggi, tantangan terbesar adalah belum ditemukannya puing-puing KMP Tunu Pratama Jaya. “Belum ditemukan adanya puing-puing kapal tersebut. Kami Basarnas sudah melakukan pencarian dan pertolongan,” tegasnya.
Terkait kemungkinan korban terjebak di dalam kapal atau kendaraan, Nyoman Sidakarya belum berani memastikan. “Terjebak atau tidaknya, saya belum bisa memastikan, tetapi kami tetap berusaha melakukan pencarian,” katanya.
Sementara itu, Komandan Lanal Denpasar Bali Kolonel Laut (P) Cokorda Gede Parta Pemayun menegaskan komitmen TNI AL dengan mengerahkan 55 personel dan peralatan pendukung. “Pencarian korban dengan melakukan penyisiran laut dan darat, menyisir pantai wilayah Jembrana, wilayah Kecamatan Negara dan Kecamatan Melaya,” pungkasnya. Upaya pencarian akan terus digencarkan hingga seluruh korban ditemukan. CAK/IJN