
JEMBRANA, (IJN) – Sebanyak 14 anak jalanan, termasuk anak di bawah umur yang kedapatan membawa senjata tajam, diamankan petugas di Jembrana pada Jumat 27 Juni 2025. Mereka berhasil masuk Pulau Bali tanpa identitas dan bekal yang jelas, kemudian tertangkap basah meminta-minta di depan toko modern berjaringan.
Lurah Gilimanuk, IB. Tony Wirahadikusuma, menjelaskan bahwa anak-anak jalanan yang berasal dari Surabaya dan Palembang ini masuk ke Bali dengan melompati tembok pembatas pelabuhan setinggi 2 meter untuk mengelabui petugas dan menelusuri “jalur tikus”.
“Mereka mengganggu ketertiban dan meminta-minta di minimarket. Saat diperiksa, salah satu dari mereka kedapatan membawa senjata tajam,” ungkap Tony.
Informasi awal didapatkan dari laporan warga yang resah dengan keberadaan mereka di sekitar Pura Segara Gilimanuk. Setelah disisir di sepanjang pesisir Pantai Teluk Gilimanuk, gerombolan anak jalanan tersebut ditemukan sedang meminta uang kepada pengunjung di depan Indomaret.
“Rata-rata masih belia dan tanpa tujuan serta identitas yang jelas,” papar Tony. Dari 10 anak jalanan asal Surabaya, sebagian besar berusia sekitar 13 tahun dan mengaku datang ke Bali hanya untuk jalan-jalan tanpa membawa bekal cukup. Sementara itu, empat anak jalanan dari Palembang mengaku bertujuan ke Gianyar untuk bekerja, namun kartu identitas mereka sudah tidak berlaku, bahkan ada yang hanya membawa fotokopi KTP.
Saat personel TNI memeriksa barang bawaan mereka, ditemukan satu anak punk dari kelompok Palembang membawa pisau dan gunting di dalam tasnya. Seluruh barang bukti tersebut langsung diamankan. Setelah didata di Pos Pemeriksaan KTP, semua anak jalanan tersebut kemudian dipulangkan kembali ke daerah asal menggunakan kapal feri KMP Reny.
Lurah Tony juga menambahkan, sejak awal tahun 2025, puluhan gerombolan anak jalanan berhasil diamankan dan dipulangkan ke daerah asalnya. “Dari awal tahun ada kalo kita total hampir puluhan. Ada kisaran 21 kali dengan kelompok yang berbeda-beda,” pungkasnya. CAK/IJN