Terinspirasi Ambur Salim di Loloan, Ciptakan Tari Swasti Salim

0
224
Pementasan Tari Swasti Salim karya Anak Agung Gede Agung Rahma Putra di Ruang Kartagosana, Puspem Badung pada Senin, (26/05/25). Sumber Foto : ONO/IJN

JEMBRANA, (IJN) – Tradisi budaya Ambur Salim yang ada di Kampung Loloan Kabupaten Jembrana menjadi inspirasi sebuah pementasan tari yang digarap apik oleh Anak Agung Gede Agung Rahma Putra, di Ruang Kartagosana, Puspem Badung pada Senin, 26 Mei 2025.

Melalui karya tari Swasti Salim dengan koreografer yang lebih akrab disapa Gung De Rama ini menjadi sebuah refleksi atas nilai-nilai kebaikan serta keselamatan yang telah ada dalam masyarakat plural di Indonesia.

Menurut Gung De Rama dalam press releasenya, Swasti itu memiliki arti kebaikan, kebahagian dan kemuliaan. Sedangkan Salim artinya keselamatan.

“Judul ini bukan sekedar gabungan kata, namun merupakan simbol dan semangat hidup harmonis antara Hindu dan Muslim di Bali, khususnya di Jembrana,” ujarnya.

Persilangan tradisi dan budaya “Bugis-Melayu-Bali” di Kampung Loloan, Kabupaten Jembrana menjadi inspirasi dari ketiga karya seniman Gung De Rama. Dua karya sebelumnya telah meraih peringkat terbaik nasional dengan judul Awik dan Maha Guru. Dalam Karya Swasti Salim ini, Gung De Rama menciptakan sub Karya yang berjudul Ambur Salim.

Tarian tersebut diserahkan secara simbolis ke masyarakat Loloan agar dijadikan tarian ikonik khas Loloan sebagai bentuk terimakasih atas dukungan penuh masyarakat Loloan dari karya-karya koreografi Gung De Rama. “Saya ciptakan Swasti Salim melalui seni untuk mempererat persatuan kita, karena seni berbicara melalui hati dan melalui rasa,” ujar Gung De Rama.

Pementasan tari Swasti Salim dihadiri langsung Wakil Bupati Jembrana I Gede Ngurah Patriana yang sekaligus membuka. Wabup Ipat sangat mengapresiasi pementasan karya dengan akulturasi budaya Hindu dan Muslim di wilayah Loloan.

“Swasti Salim merupakan pementasan koreografi yang luar biasa. Saya harap tarian ini bisa tampil lagi di perayaan ulang tahun Kota Negara,” ujar Wabup Ipat.

Sementara tampak pula hadir sejumlah pejabat termasuk di Kabupaten Badung, penglingsir dari Puri Agung Negara, budayawan Loloan, H. Musadat Johar, dua anggota DPRD Jembrana, Hasbil Ma’ani dan H.Muhamad Yunus serta Komunitas Seni Ambenan Loloan Timur. ONO/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here