JEMBRANA, (IJN) – Selama periode siaga khusus Lebaran 2025, Pos Pencarian dan Pertolongan (SAR) Jembrana mencatat lonjakan signifikan dalam penanganan peristiwa atau kejadian.
Data yang dihimpun selama pengamanan arus mudik dan balik, mulai 20 Maret hingga 11 April 2025, enam insiden yang ditangani dengan dua korban meninggal dunia. Meningkat drastis dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Ada peningkatan drastis untuk penanganan peristiwa pada siaga khusus Lebaran tahun ini, kata Koordinator Pos SAR Jembrana, I Dewa Hendri Gunawan, ditemui IJN News, Senin 7 April 2025.
Hendri Gunawan mengungkapkan bahwa peningkatan ini diduga kuat dipicu oleh kondisi cuaca ekstrem yang melanda wilayah Jembrana dan sekitarnya. Hujan deras disertai angin kencang yang terjadi secara tiba-tiba memberikan dampak signifikan, terutama bagi para nelayan yang beraktivitas di perairan pesisir Jembrana.
Adapun rincian laporan peristiwa yang ditangani Pos SAR Jembrana selama siaga Lebaran 2025 diantaranya, pencarian seorang warga dilaporkan hilang di hutan Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo. Tim SAR berhasil menemukan korban, namun sayangnya dalam kondisi meninggal dunia.
Kapal Motor Penumpang (KMP) Nusa Makmur mengalami insiden kandas di perairan utara Pura Segara Gilimanuk pada Kamis (20/3/2025) dini hari. Beruntung, seluruh penumpang kapal berhasil selamat.
Selanjutnya, dua orang nelayan, Dewa Komang Yudi Partika (51) dan Dewa Komang Sudiana (62), berhasil diselamatkan oleh Tim SAR setelah jukung mereka mengalami mati mesin di Perairan Yehembang pada Sabtu (22/3). Keduanya ditemukan dalam keadaan selamat.
Di hari yang sama juga, seorang nelayan bernama I Komang Sumo Merta (38) dilaporkan hilang terseret arus saat mencoba memperbaiki katir sampannya di Perairan Prancak. Korban ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
Selain itu, seorang nelayan asal Pebuahan, Banyubiru, hingga saat ini belum berhasil ditemukan setelah dilaporkan hilang di perairan Tanah Lot, Tabanan, pada Sabtu (22/3). Peristiwa ini diduga kuat akibat dampak cuaca buruk berupa gelombang tinggi, hujan deras, dan angin kencang.
“Hingga saat ini, kami masih terus memantau dan berkoordinasi dengan para nelayan lokal maupun nelayan dari wilayah lain seperti Jawa dan Lombok,” ujarnya.
Kemudian penanganan terakhir, temuan jenazah di perairan Gilimanuk diketahui merupakan I Komang Sumo Merta (38), nelayan asal Desa Tegal Badeng Barat, Negara, yang sebelumnya dilaporkan tenggelam di perairan Muara, Pengembangan pada 22 Maret lalu.
Dewa Hendri menjelaskan bahwa peningkatan jumlah kejadian pada tahun ini sangat drastis jika dibandingkan dengan tahun 2024, di mana hanya tercatat dua peristiwa, yaitu korban jatuh ke sumur di Lelateng, Negara, dan anak tenggelam di sungai Tukadaya, Melaya. Kedua kejadian pada tahun lalu tersebut juga berujung pada meninggalnya korban.
“Untuk kejadian atau peristiwa yang kami tangani tahun ini (2025) melebihi dari tahun sebelumnya 2024 di periode yang sama. Peningkatan cukup drastis,” tegasnya.
Selama siaga khusus Lebaran, Pos SAR Jembrana menyiagakan total 12 personel yang bertugas secara bergantian. Khusus untuk Pos Pengamanan (PAM) di Pelabuhan Gilimanuk, petugas disiagakan selama 24 jam penuh. Berbagai peralatan pendukung operasi SAR juga telah disiapkan, termasuk Rigid Inflatable Boat (RIB), peralatan mountaineering, serta peralatan ekstriksi untuk penanganan kecelakaan.
“Untuk peralatan, kami di Jembrana ini sudah mencukupi sarana prasarana peralatan baik untuk di darat maupun untuk penanganan di air (laut). Seperti perahu karet atau RIB kami standby-kan di Gilimanuk, sehingga bisa segera ketika ada kejadian bisa langsung kita tangani,” jelas Dewa Hendri.
Menjelang berakhirnya operasi SAR khusus Lebaran pada 11 April 2025 mendatang, Dewa Hendri berharap tidak ada lagi peristiwa atau musibah yang terjadi. Ia mengimbau kepada seluruh masyarakat, khususnya para nelayan, untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan selalu menggunakan alat keselamatan seperti pelampung saat beraktivitas di perairan. CAK/IJN