
BADUNG, (IJN) – Robinson Kaka (39), pria asal Desa Langga Ero, Tambolaka, Sumba Barat Daya, Nusa Tenggara Timur (NTT), dilaporkan hilang secara misterius saat tengah asyik melakukan kegiatan spearfishing atau menembak ikan di perairan tersebut pada Jumat malam 4 April 2025, sekitar pukul 20.30 WITA.
Laporan hilangnya korban diterima tim penyelamat pada Sabtu dini hari 5 April 2025, sekitar pukul 00.05 WITA. Koordinator tim rescue, Kadek Nurjana, yang memimpin langsung operasi pencarian di lokasi kejadian, membenarkan peristiwa nahas ini.
“Benar, laporan kejadian kita terima pukul 00.05 WITA. Saat ini korban masih belum ditemukan dan upaya pencarian intensif terus kami lakukan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Kadek Nurjana menjelaskan kronologi kejadian berdasarkan keterangan dari rekan-rekan korban. Malam itu, Robinson tidak seorang diri. Ia datang ke Pantai Labuan Sait bersama tujuh orang rekannya. Namun, dari delapan orang tersebut, hanya empat orang yang memutuskan untuk terjun ke laut melakukan perburuan ikan dengan teknik spearfishing, termasuk Robinson.
Sementara empat rekan lainnya memilih menunggu di tepi pantai.
Nahasnya, saat kondisi air laut sedang surut, Robinson menjadi orang terakhir dari kelompok pemburu ikan yang belum kembali ke bibir pantai. Padahal, tiga rekannya yang lain telah lebih dulu menepi. Setelah ditunggu beberapa waktu dan Robinson tak kunjung muncul di permukaan air, rekan-rekannya mulai khawatir dan segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang.
“Saat itu air laut sedang surut, dan korban diperkirakan menyelam di kedalaman sekitar tujuh meter. Upaya pencarian awal langsung kami lakukan pada dini hari dengan menyisir bibir pantai dan melakukan pemantauan dari atas tebing, sambil mengarahkan sorotan cahaya ke arah pantai,” terang Kadek Nurjana.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Denpasar, I Nyoman Sidakarya, menegaskan bahwa upaya pencarian terhadap Robinson terus digencarkan hingga hari ini, Sabtu (5/4).
“Pagi ini, kami telah mengerahkan aset laut berupa satu unit perahu karet (rubber boat) untuk melakukan pencarian secara lebih luas di sekitar lokasi hilangnya korban. Selain itu, Tim Rescue Balawista Kuta Selatan juga turut membantu dengan mengerahkan satu unit jetski untuk mempercepat proses pencarian,” jelas Sidakarya.
Selain melalui jalur laut, tim SAR gabungan juga melakukan penyisiran di sepanjang garis Pantai Labuan Sait dengan melibatkan sejumlah personel. Sidakarya menambahkan bahwa strategi pencarian hari ini telah disesuaikan dengan rencana operasi SAR yang matang, dengan mempertimbangkan data pendukung terkait kondisi cuaca dan arus laut di sekitar lokasi. CAK/IJN