Nelayan Hilang di Perairan Tanah Lot, Tim SAR Gabungan Lakukan Pencarian Intensif

0
296
Tim SAR gabungan melakukan pencarian seorang nelayan, Ahmad Baiti (55), warga Jembrana dilaporkan hilang setelah terpisah dari rekannya saat melaut di perairan Tanah Lot, Kecamatan Kediri, Tabanan. Peristiwa nahas ini terjadi pada Sabtu, 22 Maret 2025, sekitar pukul 12.00 WITA. Sumber foto: istimewa /IJN.

TABANAN, (IJN) – Seorang nelayan, Ahmad Baiti (55), warga Jembrana dilaporkan hilang setelah terpisah dari rekannya saat melaut di perairan Tanah Lot, Kecamatan Kediri, Tabanan. Peristiwa nahas ini terjadi pada Sabtu, 22 Maret 2025, sekitar pukul 12.00 WITA.

Menurut keterangan saksi mata, Maulidin, mereka berdua berangkat melaut dari Pantai Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara menggunakan dua jukung terpisah sekitar pukul 09.00 WITA. Namun, kondisi cuaca buruk dengan ombak besar tiba-tiba menerjang, menyebabkan kedua jukung terpisah.

“Kondisi cuaca saat itu sangat buruk, dan mereka terpisah sekitar pukul 12.00 WITA,” ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, I Nyoman Sidakarya, Selasa 25 Maret 2025.

Setelah menerima laporan pada pukul 16.00 WITA, tim SAR gabungan segera bergerak cepat. Mereka terdiri dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Denpasar, Polair Polres Tabanan, Pos TNI AL Pengambengan, Polair Polres Jembrana, Bhabinkamtibmas Desa Banyubiru, dan keluarga korban.

Pencarian intensif dilakukan di sekitar lokasi kejadian menggunakan perahu karet (rubber boat). “Kami memperhitungkan arah dan kekuatan angin serta arus dalam menentukan posisi pencarian. Namun, kondisi alam sulit diprediksi, dan kejadian ini sudah berlangsung sejak 22 Maret lalu,” jelas Sidakarya.

Jukung yang digunakan Ahmad Baiti berwarna kuning tua dengan tulisan “SBR Nikmat”. Tim SAR mengimbau kepada masyarakat yang melihat jukung dengan ciri-ciri tersebut untuk segera melaporkan.

Pihaknya juga mengingatkan para nelayan untuk selalu berhati-hati saat melaut dan memperhatikan kondisi cuaca. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi cuaca ekstrem dengan hujan deras, petir, dan angin kencang masih akan terjadi.

Diberitakan sebelumnya, cuaca ekstrem yang melanda Kabupaten Jembrana pada Sabtu 22 Maret 2025, tidak hanya menyebabkan kerusakan di daratan, tetapi juga memicu serangkaian kecelakaan laut yang mengkhawatirkan. Beberapa nelayan dilaporkan tenggelam dan hilang, sementara yang lain berhasil diselamatkan setelah berjuang melawan ombak besar.

Menurut laporan dari Polres Jembrana, empat nelayan masih belum ditemukan hingga saat ini. Sejumlah kejadian laka laut diantaranya, di Banjar Perancak, Desa Perancak, seorang nelayan bernama Wayan Kartika mengalami nasib nahas ketika perahunya terbalik akibat dihantam gelombang tinggi. Beruntung, ia berhasil ditemukan selamat pada pukul 17.20 WITA.

Di perairan Ketapang Muara, Desa Pengambengan, seorang nelayan bernama Komang Sumo (38) hingga saat ini masih belum ditemukan setelah terlepas dari sampannya akibat gelombang besar.

Seorang nelayan bernama Selamet Joko Kambang (45) dari Banjar Munduk, Desa Pengambengan, juga mengalami kecelakaan laut di perairan Tanjung Pasir, Alas Purwo, Banyuwangi. Ia berhasil diselamatkan oleh nelayan lain dan dibawa ke keramba di perairan tersebut.

Tiga nelayan dari Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, yaitu Ahmad Baiti, Maulidin, dan Hairul, juga dilaporkan hilang setelah melaut ke perairan Soka, Tabanan. Hingga saat ini, mereka belum kembali.

Tim SAR berhasil menyelamatkan dua nelayan, Dewa Komang Yudi Partika (51) dan Dewa Komang Sudiana (62), yang terombang-ambing di perairan Yeh Kuning setelah jukung mereka mengalami mati mesin.
Hingga berita ini diturunkan, tim SAR gabungan masih terus melakukan pencarian terhadap Ahmad Baiti. CAK/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here