Diperlakukan Tidak Manusiawi, PMI Asal Jembrana Dipulang dari Arab Saudi

0
477
Heni Julaeha, (29) ditemui saat tiba di rumah Haji Yunus, anggota DPRD Jembrana bersama Kepala Bidang Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja (P3T) Disnakerperin Jembrana, I Putu Agus Arimbawa, yang membantu memfasilitasi pemulangan korban, Rabu sore, 22 Januari 2025. Sumber foto: CAK/IJN.

JEMBRANA, (IJN) – Heni Julaeha, Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jembrana harus menahan pilu saat bekerja di luar negeri. Pasalnya, perempuan 29 tahun ini diperlakukan tidak manusiawi oleh majikannya selama berbulan-bulan di Arab Saudi. Beruntung ia berhasil dipulangkan ke Indonesia, bantuan dari anggota DPRD Jembrana berkordinasi Balai Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP3MI) Bali dan Dinaskerprin Jembrana.

“Alhamdulilah saya bisa pulang, sampai di Jembrana,” kata Heni, ditemui saat tiba di rumah Haji Yunus, anggota DPRD Jembrana yang membantu memfasilitasi pemulangan korban, Rabu sore, 22 Januari 2025.

Ibu dua anak, asal Kelurahan Loloan Timur ini menuturkan kisah pahitnya selama 6 bulan bekerja di Arab Saudi. Perempuan kelahiran 1995 ini mengaku berangkat ke Arab Saudi pada 27 Juli 2024, bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART), melalui agen di Banyuwangi, Jawa Timur.

Awalnya, Heni diiming-imingi pekerjaan di Malaysia. Namun, sehari sebelum keberangkatan, tujuannya tiba-tiba diubah menjadi Arab Saudi, dengan visa ziarah yang berlaku 90 hari dan dapat diperpanjang hingga setahun. Ia juga mengaku bahwa agen mengirimnya ke luar negeri sesuai pesanan majikan, dengan biaya yang dibebankan kepada majikan mencapai 18.000 riyal Saudi (sekitar Rp 80 juta).

“Selama enam bulan bekerja, saya hanya menerima gaji dua bulan, sebesar 1.000 riyal (sekitar Rp 4 juta) per bulan. Sisa gaji saya, kata majikan untuk biaya kepulangan saya,” akunya.

Namun, sejak awal bekerja, ia mengaku mengalami kekerasan fisik dan mental oleh majikannya. Parahnya, paspornya dan HPnya pun ditahan, sehingga ia kesulitan berkomunikasi dengan keluarganya. “Kalau nelpon (keluarga) hanya dikasi sebentar saja, itu pun melalui HP majikan. Saya sering dipukul, ditendang, bahkan kepala saya pernah ditarik. Trauma banget!,” ungkap Heni sambil menahan tangis.

Mengalami kekerasan tersebut, Heni kemudian mencari selah menghubungi keluarganya untuk mengadukan tindakan kekerasan yang dialami. Keluarga selanjutnya meminta bantuan anggota DPRD Jembrana asal Loloan Timur, H. Yunus pada akhir tahun lalu. Selanjutnya H Yunus berkoordinasi dengan anggota Komisi IX DPR RI dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) serta BP3MI untuk memfasilitasi proses pemulangan Heni.

Tak sampai di situ, saat pulang Heni harus rela kehilangan bagasi barangnya karena diambil majikannya. Apesnya lagi, Heni ketinggalan pesawat saat dirinya transit di Dubai. Kondisi ini, membuat ia semakin terpuruk dan sempat terlantar, karena tidak memiliki uang. “Saya hanya berbekal baju di badan, dan HP yang tidak ada chargernya. Mana uang juga saya tidak bawa, nangis menjerit saya di bandara (Dubai),” tuturnya.

Namun ditengah keputusasaan, Heni bertemu dengan 5 orang PMI warga Indonesia yang juga bekerja di Dubai dan membantunya membeli tiket senilai Rp 8 juta agar bisa melanjutkan perjalanan ke Jakarta. “Mereka urunan untuk membelikan saya tiket sampai Jakarta,” akunya.

Kejadian tersebut menjadi trauma mendalam bagi Heni. Namun ia berharap pengalamannya itu, sebagai pelajaran berharga yang harus ia bagikan kepada orang lain, terutama bagi para calon tenaga ke luar negeri, untuk selalu berhati-hati dalam memilih agen penyalur tenaga kerja.

Ditempat yang sama, Kepala Bidang Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja (P3T) Disnakerperin Jembrana, I Putu Agus Arimbawa, mengatakan, Pemerintah Kabupaten Jembrana akan mengintensifkan kembali sosialisasi kepada calon PMI yang akan berangkat ke luar negeri.

“Jadi harapan kami ini adalah pelajaran buat yang akan berangkat ke luar negeri, bahwa pekerjaan di luar itu tidak seindah yang kita bayangkan. Ikutilah prosedur dengan benar,” tegasnya.

Pemkab Jembrana, kata Agus, sudah mempersiapkan banyak hal, mulai dari pelatihan hingga penyaluran kepada egen resmi yang berkualitas. “Dan kita juga dibantu dengan skema biaya. Semoga dengan kejadian ini tidak terulang lagi dan masyarakat bisa memanfaatkan fasilitas yang disediakan oleh pemerintah daerah,” pungkasnya. CAK/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here