JEMBRANA, (IJN) – Kekeringan ekstrem yang melanda Bali turut mengancam kelestarian Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Pengamatan pada Rabu 16 Oktober 2024, menunjukkan kondisi hutan yang memprihatinkan dengan pohon-pohon gundul dan semak belukar yang kering kerontang. Bahkan dari jalan raya, hamparan hutan di dalam terlihat gersang dan sejumlah pohon besar tampak tumbang.
Kondisi ini meningkatkan risiko terjadinya kebakaran hutan yang dapat membahayakan flora dan fauna endemik serta mengancam ekosistem kawasan. Erdi, warga Negara yang kerap melintasi jalur Denpasar-Gilimanuk, mengungkapkan kekhawatirannya akan tindakan ceroboh seperti membuang puntung rokok sembarangan. “Api sekecil apapun bisa memicu kebakaran besar di kondisi hutan seperti ini,” ujarnya.
Menanggapi situasi darurat ini, Kepala TNBB, Prawono Meruanto, mengonfirmasi bahwa sekitar 10.000 hektar lahan di kawasan tersebut mengalami kekeringan dan berpotensi terbakar. Pihaknya telah melakukan pemetaan wilayah rawan kebakaran serta menjalin kerja sama dengan pemadam kebakaran Kabupaten Jembrana dan Buleleng untuk mengantisipasi kejadian buruk.
“Hampir seluruh wilayah daratan TNBB berpotensi terbakar,” tegas Prawono. Ia mengimbau masyarakat sekitar untuk tidak melakukan aktivitas yang dapat memicu kebakaran, seperti membakar sampah atau membuang puntung rokok sembarangan di kawasan hutan. CAK/IJN