
JEMBRANA, (IJN) – Belasan bangkai babi hutan ditemukan warga di pinggir hutan Banjar Pasatan, Desa Pohsanten, Kecamatan Mendoyo, Selasa 10 September 2024. Belasan babi hutan yang mati tersebut, diduga akibat virus African Swine Fever (ASF).
Ngurah Karyadi salah satu warga setempat menuturkan, belasan babi hutan diketahui sering mengungsi diperkebunan warga sejak adanya program perhutanan sosial dari pusat, dimana hutan tersebut bisa dikelola oleh masyarakat. Babi hutan tersebut juga sempat diburu warga.
Karyadi menemukan babi hutan tersebut mati sejak awal bulan September lalu, di sebelah utara kebunnya yang berdekatan dengan hutan. “Saya temukan mulai sejak 2 minggu lalu, babi itu mati di utara kebun. Jumlahnya sekitar 7 sampai 11 ekor,” kata Karyadi kepada IJN News, Selasa 10 September 2024.
Ia berujar, sempat geram lantaran babi hutan tersebut sering diburu, dan mereka mengungsi ke kebun-kebun warga, termasuk kebun miliknya, hingga beberapa hewan hutan tersebut sempat beranak. Selain itu, ada beberapa hewan hutan lainya yang juga ikut mengungsi, seperti monyet, dan berbagai burung hutan.
“Warga sempat memburu babi babi itu dengan senapan angin. Jadi mereka (babi) semua mengungsi ke kebun saya, karena banyak ada makanan dan beberapa babi sempat beranak. Tapi saya biarkan saja,” ujarnya.
Disamping itu, hewan hewan tersebut mengungsi, sejak adanya perluasan hutan sosial yang diterapkan di Pasatan. Mereka akhirnya mengungsi ke kebun warga karena di sana banyak sumber makanan. “Semenjak adanya pemburu, dan babi hutan yang mati, tidak ada lagi babi di kebun saya,” ungkapnya.
Namun terkait belasan bangkai babi hutan yang ditemukan mati, diduga karena terkena virus African Swine Fever (ASF). Sebab, kata dia, sebelumnya di wilayah desanya, sempat terjadi ternak babi milik warga mati mendadak. “Dugaan awal itu kena virus ASF. Karena akhir-akhir ini banyak babi warga yang mati mendadak. Kalau ulah pemburu itu tidak mungkin, karena setelah diburu pasti babinya diambil,” jelasnya.
Disisi lain, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) KPH Bali Barat Agus Sugiyanto, belum mengetahui informasi terkait adanya temuan belasan babi hutan yang mati. “Kami akan mencari tahu informasi tersebut dan akan berkoordinasi dengan Perbekel dan Ketua LPHD Pohsanten, mengingat SK perhutanan sosial baru keluar,” ujarnya. CAK/IJN