
JEMBRANA, (IJN) – Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana, terus berupaya meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi ancaman bencana, khususnya gelombang tinggi. Hal ini dibuktikan dengan pembentukan Kelompok Masyarakat Penanggulangan Bencana (KMPB) Banyubiru dan pelaksanaan simulasi penanganan bencana gelombang tinggi, Rabu 7 Agustus 2024.
Koordinator Program Simulasi Yayasan IDEP Selaras Alam, I Putu Suryawan, menjelaskan bahwa pemilihan Desa Banyubiru sebagai lokasi simulasi didasarkan pada potensi ancaman gelombang tinggi yang cukup tinggi di wilayah tersebut.
“Kegiatan ini merupakan rangkaian dari penguatan kapasitas di wilayah yang rawan bencana. Kita tahu bahwa Desa Banyubiru, ancaman risikonya cukup tinggi untuk gelombang tinggi lalu juga masuk dalam wilayah paparan tsunami,” ungkapnya.
Maka dari itu, kata dia, simulasi ini berkaitan dengan pengetahuan masyarakat untuk ancaman tersebut, selanjutnya meningkatkan komponen yang ada di desa, seperti KMPB. “Untuk mereka tahu dan paham bagaimana proses penanganan siklus awal, bagaimana ancaman itu terjadi, dan bagaimana masyarakat diberikan peringatan dini untuk evakuasi ke tempat aman,” jelasnya.
Lebih lanjut, penanganan korban, juga menjadi hal penting saat bencana dan membuat perencanaan dalam respon tanggap darurat, pembuatan posko, seperti pos kesehatan, pos penampungan, dapur umum, ada kaji cepat, peringatan dini dan lainnya.
“Nah ini ini kita mainkan dalam skema mitigasi yang ada di desa. Jadi rangkaian ini merupakan rangkaian program dukungan Yayasan IDEP, dan bekerja sama dengan pemerintahan desa dan beberapa stakeholder yang ada di Kabupaten Jembrana,” imbuhnya.
Suryawan berharap, KMPB yang ada di desa ini paham terhadap upaya mitigasi ancaman gelombang tinggi. Koordinasi yang semakin harmonis antara pemerintah desa dengan unsur unsur yang terlibat, untuk bisa memberikan dukungan pada upaya mitigasi yang dilakukan oleh desa apabila bencana itu terjadi.
Perbekel Desa Banyubiru, I Komang Yuhartono, menyambut baik kegiatan ini. Ia berharap dengan adanya KMPB dan simulasi ini, masyarakat Desa Banyubiru semakin siap menghadapi ancaman bencana dan dapat meminimalisir dampak yang ditimbulkan.
“Dengan adanya kegiatan (penanganan bencana) sangat bermanfaat. Sehingga ke depan harapan kita tidak hanya kelompok saja yang paham dengan penanganan bencana, namun perlu masyarakat luas juga bisa memahami terkait dengan cara cara penanganan bencana. Sehingga ke depan bisa meminimalisir dampak dari bencana khususnya keselamatan warga,” pungkasnya.
Simulasi ini melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah desa, BPBD Jembrana, Pos SAR Jembrana, Polairud Polres Jembrana, PMI, dan instansi terkait lainnya. Melalui simulasi, KMPB Banyubiru dilatih untuk melakukan penanganan sejak tahap awal, mulai dari peringatan dini hingga penanganan korban. CAK/IJN