Kurun Waktu Tujuh Bulan Terakhir Ribuan Tukik Menetas di Kurma Asih Perancak

0
299
Ribuan tukik siap dilepasliarkan ke laut dari Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih, Desa Perancak, Jembrana, Minggu 4 Agustus 2024. Sumber foto : Istimewa/IJN.

JEMBRANA, (IJN) – Upaya pelestarian penyu di Desa Perancak terbilang sukses. Dalam tujuh bulan terakhir, kelompok pelestari penyu Kurma Asih berhasil menetaskan lebih dari 20 ribu telur penyu dari sarang semi alami. Tingkat keberhasilan menetas bahkan mencapai 94% per sarang, angka yang sangat menggembirakan.

Dari total 530 sarang yang dibuat, baru separuhnya yang sudah menetas. Namun, Koordinator Kurma Asih, I Wayan Anom Astika Jaya optimis sisanya akan menetas dalam waktu dekat. “Kami perkirakan semua telur akan menetas sebelum September,” ujar Anom, Minggu 4 Agustus 2024.

Kurma Asih tidak hanya fokus pada penangkaran, tetapi juga pada edukasi. Ribuan wisatawan telah mengunjungi pusat pelestarian ini untuk belajar tentang penyu dan berpartisipasi dalam pelepasliaran tukik.

Sebelumnya Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih ini juga mendapatkan program ekoeduwisata pionir berbasis sains dan Internet of Things (IOT), yaitu Program Adopt Nest Technology (ANT) yang telah di soft launching pada akhir Juli 2024 lalu.

Program ini dirancang untuk membantu Kurma Asih dalam memantau dan memitigasi suhu sarang penyu. Selain itu, program ini juga bertujuan untuk upscaling program adopsi sarang penyu sebagai bentuk donasi dalam mendukung program konservasi penyu di Kurma Asih, Jembrana, terutama untuk sarang-sarang yang telah direlokasi karena menghindari berbagai ancaman seperti perburuan telur maupun predasi.

Inovasi ini diharapkan mampu memberikan pengalaman yang lebih mendalam dan intim bagi para pengadopsi sarang penyu. Melalui teknologi ANT, pengunjung dapat merasakan keterlibatan langsung dalam proses penetasan telur penyu yang mereka adopsi.

“Alat ANT ini tidak hanya akan kami gunakan, tetapi juga akan kami pastikan terus bermanfaat dan terjaga. Ini akan menjadi sebuah model baru. Dengan adanya teknologi ini, orang dari luar tidak perlu repot datang ke sini untuk mengadopsi sarang penyu. Harapan kami adalah agar teknologi ini memudahkan siapa saja yang peduli untuk turut serta dalam upaya konservasi, di mana pun mereka berada,” pungkasnya. CAK/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here