Penanganan Sedimentasi Belum Tuntas, Ancaman Banjir Bandang Sungai Biluk Poh Masih Menghantui Warga

0
429
Kondisi penanganan sedimentasi sungai Biluk Poh yang membelah Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, belum maksimal, Selasa 23 Juli 2024. Sumber foto: Istimewa /IJN.

JEMBRANA, (IJN) – Penanganan sedimentasi sungai Biluk Poh yang membelah Desa Penyaringan dan Kelurahan Tegal Cangkring, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, belum tuntas. Kondisi ini masih menyimpan potensi bahaya banjir bandang. Sedimentasi tinggi dan jebolnya senderan menjadi kekhawatiran utama warga, terutama jika pengerukan dan penanganan sedimentasi tidak dimaksimalkan.

Warga di sekitar sungai mengaku resah dengan kondisi sungai yang belum tuntas dinormalisasi. Mereka berharap normalisasi sungai dimaksimalkan untuk mencegah banjir bandang kembali melanda.

Upaya normalisasi sungai sudah dilakukan sejak dua minggu lalu oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Bali. Namun, pengerjaan terhambat karena alat berat yang kadang rusak dan sedimentasi sungai yang masih tinggi.

Perbekel Desa Penyaringan, Made Dresta, menjelaskan bahwa normalisasi sungai sudah diusulkan sejak pasca banjir bandang tahun 2022, termasuk pembangunan tanggul sungai.

“Normalisasi sungai sudah kami usulkan pasca banjir bandang tahun 2022 lalu. Demikian juga usulan pembangunan tanggul sungai,” jelas Dresta, Selasa 23 Juli 2024.

Dikatakan, untuk di sisi selatan jembatan normalisasi sungai sudah dilakukan sepanjang 75 meter. Namun menurutnya, sepanjang 500 meter sungai Biluk Poh mengalami sedimentasi tinggi. Sehingga pengerukan perlu dilanjutkan dan dituntaskan agar sungai tidak dangkal.

“Kalau yang sisi utara jembatan sedimentasi sungai sejatinya tidak panjang namun perlu juga dikeruk lebih dalam karena sedimentasinya sangat tinggi,” ungkapnya.

Senderan sepanjang 45 meter dengan tinggi 3 meter, di sisi timur sebelah selatan jembatan sudah dibantu oleh BWS untuk menahan arus deras aliran air ketika banjir. Karena dari kajian tendangan air cukup keras di sisi timur.

Pihaknya berharap normalisasi sungai dapat segera dituntaskan agar sungai tidak dangkal dan air tidak meluap hingga ke sawah dan pemukiman warga.

“Kami juga berharap semua sedimentasi bisa dinormalisasi sehingga jalan air sungai menjadi lancar dan warga juga tidak was-was lagi,” harapnya.

Untuk mengantisipasi banjir bandang, sistem peringatan dini banjir telah diberlakukan untuk menghindari korban jiwa. Warga di sekitar sungai juga diimbau untuk selalu waspada. CAK/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here