
JEMBRANA, (IJN) – Mainan kuno yang pernah menjadi kegemaran anak-anak sekitar era 60 hingga 70 an, kembali diperkenalkan kepada anak-anak jaman sekarang. Upaya ini dilakukan kalangan pemuda dan remaja Kelurahan Loloan Timur Kecamatan Jembrana dengan menggelar Pawai Obor dan Cikar-cikaran, Sabtu malam, 20 Juli 2024.
Kegiatan berkebudayaan yang diinisiasi Kepala Lingkungan Loloan Timur Muztahidin dan pemuda Loloan Timur ini, memang bukan yang pertama kali, tetapi menjadi rutinitas setiap tahun. Kegiatan serangkaian merayakan 1 Muharram Tahun Baru 1446 Hijriah ini dikemas dengan sentuhan tradisi budaya dengan memperkenalkan kembali mainan kuno cikar-cikaran.
Kegiatan diikuti ratusan orang ini melibatkan anak-anak TPQ, Raudatul Athfal (RA), Sekolah Dasar (SD), Madrasah Ibtidaiyah (MI) , Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Jembrana dan kalangan remaja Loloan Timur. Selain pawai obor, semarak Muharram itu juga diwarnai pawaì sepeda ontel dan khas pengantin Melayu Loloan dan marching band MAN 3 Jembrana. Tampak seluruh peserta pawai bergerak keliling dari Kelurahan Loloan Timur menuju Kelurahan Loloan Barat dan berputar kembali ke Loloan Timur.
Mainan kuno ini sengaja dimunculkan kembali, karena di masa lalu, mainan yang terbuat dari bambu, dipergunakan anak- anak Loloan masa lalu sebagai salah satu bentuk permainan. Dahulu, bentuknya lebih sederhana. Selain berbahan bambu, juga memanfaatkan pelepah pohon kelapa. Bergesernya mainan tradisional itu, salah satunya karena pengaruh tehnologi, sehingga dinilai ketinggalan jaman.
“Kalau dulu sekitar tahun 70-an, anak-anak ramai membuat mainan cikar-cikaran. Karena saat itu, jarang orang beli mainan, bisa buat sendiri. Mulai tak lagi orang membuatnya, sekitar tahun 80 – an, mungkin saat itu banyak yang beralih ke bentuk mainan yang lain,” ujar H. Musadat Johar, salah satu budayawan yang tinggal di Loloan Timur.
Ahmad Azmy selaku Ketua Remaja Loloan Timur mengatakan sebelum dilaksanakan pawai obor dan cikar-cikaran, dilakukan kegiatan menyantuni kepada anak yatim dan yatim piatu. Memberi sedekah kepada anak-anak yatim piatu itu juga menjadi edukasi bagi kalangan remaja agar terbiasa dan selalu menanamkan kepedulian kepada anak yatim dan yatim piatu.
“Kegiatan ini dilakukan semata-mata untuk memeriahkan suka cita Tahun Baru Islam. Selain itu juga untuk melestarikan budaya melayu khas Loloan agar tetap lestari,” ujarnya berharap.
Sebagai remaja dan generasi penerus, harus tetap memilki niat dan tekad untuk tidak melupakan tradisi-tradisi Melayu Loloan yang sudah mengakar sejak ratusan. Upaya melestarikan tradisi budaya ini salah satunya diwujudkan dengan menggelar pawai obor dan menampilkan kembali mainan kuno cikar-cikaran.
Dalam kegiatan tersebut tampak hadir, Lurah Loloan Timur, Syukron Hadiwijaya, anggota DPRD Jembrana H. Muhamad Yunus, tokoh masyarakat Loloan sekaligus budayawan, H. Musadat Johar. ONO/IJN