Cuaca Dingin di Bali, BMKG Jelaskan Penyebabnya

0
908
Peta Pulau Bali, Sumber foto : Istimewa/IJN

DENPASAR, (IJN) – Cuaca di Provinsi Bali beberapa hari terakhir terasa cukup dingin. Rata-rata suhu dari malam hingga pagi hari mencapai 25°C.

BMKG Bali memberikan penjelasan mengenai kondisi suhu udara dingin yang terjadi di Bali. Fenomena ini merupakan hal yang wajar dan terjadi setiap tahunnya pada bulan Juli – Agustus.

Berdasarkan data BMKG, suhu udara minimum rata-rata selama 10 tahun terakhir (2014-2023) di Bali adalah sebagai berikut: Stasiun Geofisika Denpasar: 23,6 °C, Stasiun Klimatologi Bali Jembrana: 21,9 °C, Pos Karangasem: 22,1 °C, dan Stasiun Meteorologi Ngurah Rai: 24,2 °C.

Pada bulan Juli 2024, suhu udara minimum terendah tercatat sebagai berikut: Stasiun Geofisika Denpasar: 23,0 °C (1 Juli), Stasiun Klimatologi Bali: 21,4 °C (6 Juli), Pos Karangasem: 19,0 °C (7 dan 9 Juli), dan Stasiun Meteorologi Ngurah Rai: 24,9 °C (3 Juli).

Suhu udara di Pos Karangasem masuk dalam kategori ekstrem karena selisihnya lebih dari 3 derajat Celsius dari suhu normal.

Ketua Pokja Meteorologi BMKG Provinsi Bali, I Nyoman Gede Wiryajaya, menjelaskan bahwa salah satu penyebab utama adalah Peredaran Semu Matahari. Pada bulan Juni – Juli, posisi matahari berada di titik balik utara, sehingga Bali mengalami defisit sinar matahari. Akibatnya, permukaan bumi melepaskan energi panas yang diserapnya, sehingga suhu udara minimum terendah terjadi pada bulan Juli – Agustus.

Selain itu, Angin Monsun Australia juga berpengaruh. Ketika Australia mengalami musim dingin, terjadi aliran udara dingin dari benua Australia menuju Asia, yang disebut Angin Monsun Australia. Angin ini membawa massa udara dingin dan kering ke Bali. “Penyebab lainnya adalah musim dingin Australia dan tutupan awan yang sedikit,” jelas Wiryajaya, Senin, 15 Juli 2024.

Musim Dingin Australia adalah dinginnya udara kutub yang berhembus ke Australia dan membentuk sel-sel tekanan tinggi. Aliran udara Monsun Australia turut membawa massa udara dingin ini ke Bali. Pada musim kemarau, tutupan awan di Bali sedikit, sehingga radiasi gelombang pendek sinar matahari dapat diserap maksimal oleh permukaan bumi pada siang hari. Pada malam hari, radiasi gelombang panjang yang dilepaskan permukaan bumi tidak terhalang oleh awan, sehingga proses pendinginan berlangsung cepat.

BMKG menyimpulkan bahwa kondisi suhu udara dingin yang berlangsung saat ini di wilayah Bali adalah kondisi yang normal tiap tahunnya. Oleh karena itu, tidak ada bahaya yang perlu dikhawatirkan. Penyebab utamanya adalah gerak semu tahunan matahari yang mengakibatkan terjadinya Monsun Australia dan berdampak pada parameter cuaca lainnya, termasuk suhu udara.

Kondisi ini umumnya masih dapat berlangsung terutama selama periode Monsun Australia yakni bulan Juli-Agustus. “Kami mengimbau masyarakat agar tetap menjaga kesehatan dengan mengonsumsi makanan sehat, berolahraga, dan beristirahat cukup. Pastikan untuk selalu memperbarui informasi terbaru dari sumber terpercaya seperti BMKG,” paparnya. (AAI/IJN)

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here