JEMBRANA, (IJN) – Banjar Sari Kuning Desa Tukadaya Kecamatan Melaya tak hanya memiliki potensi pertanian sawah dan kebun, tetapi juga tumbuh para perajin dengan hasil kerajinan yang memiliki daya jual. Potensi dari bahan bambu misalnya, ternyata memiliki peluang untuk mengangkat perekonomian masyarakat setempat.
Anyaman bambu hasil kerajinan ibu-ibu yang terhimpun dalam kelompok Dwi Karya Usaha ini, menjadi wadah untuk mengangkat potensi desa. Salah satu kerajinan dari bambu dalam bentuk kerajinan penarak dengan berbagai ukuran, yang sampai saat ini masih eksis meskipun hasil produksinya tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya.
Ni Made Jati selaku ketua Kelompok Dwi Karya Usaha ini kepada IJN news mengatakan kerajinan penarak ini sebenarnya merupakan salah satu bentuk hasil dari karya-karya kerajinannya. Sebelumnya, kelompok usaha ini sempat juga membuat bentuk-bentuk kerajinan dari bahan bambu lainnya. Meski kendala pemasaran, tidak membuat surut bagi Made Jati untuk terus berkarya.
” Kami sudah 20 tahun menggeluti membuat kerajinan anyaman berbahan bambu ini, Kami membuatnya dari ukuran kecil yang biasanya difungsikan untuk wadah buah dan ada juga berukuran besar ,” ujar Made Jati saat ditemui di rumahnya.
Membuat kerajinan penarak ini, membutuhkan proses waktu agak lama dengan terlebih dahulu mencari bahan bambunya. Ukuran bentuk penarak yang diproduksinya itu tergantung dari pesanan yang diterima. Dia mengaku sekarang ini sifatnya menunggu pesanan, baru melakukan langkah produksi.
” Ukuran model kecil seperti ini, terkadang dikerjakan selesai dalam sehari. Artinya sehari dapat satu buah. Apa saja yang jadi pesanan dan modelnya seperti apa, itu yang kami kerjakan,” ucap wanita berusia 60 tahun ini.
Pesanan-pesanan yang diterima memang hanya sebatas lokal, baik dari Jembrana , Buleleng dan kabupaten lainnya. Jumlah pesanannya itu tidak tentu jumlahnya, terkadang dari 5 hingga 25 buah.
Berbicara soal pemasaran, diakui memang ada sedikit kendala. Menyiasati itu, kelompoknya beralihan ke kerajinan mejejahitan membuat tamas. Itu pun dikerjakan semata-mata untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Namun bila ada pesanan penarak dengan jumlah agak banyak misalnya, produksinya akan dibagi-bagi ke anggotanya.
” Saya bersama yang lain, mulai belajar menganyam khususnya membuat penarak dilakukan sejak lama,” ujarnya.
Sebelumnya pesanan kerajinan bambu sempat meningkat dan kini diakui pesanan makin menurun. Menyiasati ini, anggotanya membuat kerajinan lainnya seperti merajut benang, membuat tamas dan lainnya.
” Tetapi kita tetap mendahulukan untuk membuat pesanan penarak. Karena membuat tamas itu sampingan. Jadi kalau ada pesanan, ini dulu diambil,” terangnya.
Sedangkan soal harga jual penarak itu beragam mulai kisaran 75 ribu dan 65 ribu rupiah pada ukuran paling besar. Sedangkan ukuran kecil yang biasanya untuk dijadikan tempat buah, harganya kisaran dari 30 ribu hingga 40 ribu.
Sementara di tempat terpisah, Perbekel Tukadaya I Made Utama pada IJN News Selasa, 2 Juli 2024 mengatakan beberapa UMKM yang ada di Desa Tukadaya, salah satunya merupakan kerajinan anyaman berbahan bambu penarak yang dikelola oleh kelompok Dwi Karya Usaha di Banjar Sari Kuning itu. Kelompok usaha ini dulunya sempat eksis.
“Hasil produksinya cukup lumayan, terus dengan berjalannya waktu terkait ada pandemi covid 19 dan sebagainya. Dari pemerintahan desa sempat lepas perhatian , karena saat itu arahnya ke penanggulangan pandemi. Sehingga dampaknya terhadap produk-produk yang mereka buat jadi sempat menurun pemasarannya, sehingga anggota kelompoknya mengalih pekerjaan yang lain,” ujar Made Utama.
Pasca pandemi covid ini, Desa Tukadaya kini sudah masuk ketingkat desa mandiri dan kini sedang menggerakan program pemberdayaan.
“Ke depannya akan kami fasilitasi, terutama terhadap kelompok-kelompok yang sudah lama, akan kami bangkitkan lagi. Nanti kami dari pemerintah desa hadir akan memfasilitasi memberikan sarana prasarana dan akan memberi pelatihan-pelatihan. Selain itu mungkin ada peremajaan anggota kelompok dan bisa meningkatkan hasil produk kerajinannya. Tentunya nanti akan bekerjasama dengan BUMdes,” jelasnya.
Pihaknya juga sudah membahas pada rancangan APBDes dan kelompok kerajinan ini termasuk yang akan difasilitasi. Ke depan, semua kelompok pemberdayaan seperti kerajinan akan dibangkitkan. ONO/IJN