
JEMBRANA, (IJN) – Ratusan ribu tukik telah berhasil diselamatkan dan dikembalikan ke habitatnya oleh Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih di Desa Perancak, Jembrana, Bali. Dedikasi mereka selama 27 tahun ini tak surut, bahkan di tengah maraknya penyelundupan penyu.
“Sudah 27 tahun kami melakukan kegiatan ini. Sudah barang tentu banyak tukik yang bisa kita selamatkan. Dari data yang kita catat ada sekitar 600 ribu tukik yang sudah kita lepas kurun waktu tersebut,” kata Koordinator Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih, Wayan Anom Astika Jaya, saat melepas ratusan tukik bersama Kapolres Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto, Jumat (31/5/2024).
Setiap tahun, mereka menargetkan 300 hingga 400 tukik untuk dilepasliarkan. Kali ini, 122 tukik jenis Penyu Lekang menjadi fokus utama. Sementara, 224 sarang masih dalam proses penetasan, dengan 20 sarang di antaranya telah menetas. Puncak musim penetasan diprediksikan akan terjadi pada bulan Agustus mendatang.
“Total yang sudah diselamatkan sampai hari ini, untuk musim tahun ini udah ada 224 sarang. Dari 224 itu sudah menetas ada 20 sarang. Berarti sisanya ada sekitar 200an sarang yang belum menetas,” ungkap Anom.
Upaya pelestarian ini dilakukan bersama para relawan dan masyarakat pesisir pantai. Patroli intensif dilakukan untuk mengamankan penyu yang bertelur, terutama saat puncak musimnya.
“Target kita tahun ini mudah-mudahan bisa tercapai itu sekitar 360-an ekor tukik yang rencananya kita lepas setiap tahunnya,” ujar Anom optimis.
Gagal menetasnya telur penyu diakui Anom sebagai hal yang wajar, terutama saat musim hujan dengan intensitas tinggi. Namun, tingkat kegagalannya tidak signifikan. Dari 20 sarang yang ditemukan awal tahun lalu, hanya 5 sarang yang gagal menetas.
“Untuk tahun ini, dari 20 (telur) itu, yang 5 sarang itu gagal total. Karena ditemukannya itu awal tahun. Awal tahun itu, kita tahu bahwa musim hujan intensitasnya tinggi. Jadi itu sangat mempengaruhi, dan gagal itu yang normal paling cuman 5 biji atau 2. Jumlah itu masih normal,” jelasnya.
Komitmen Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih patut diapresiasi. Selama 27 tahun, mereka telah menyelamatkan ratusan ribu tukik dan mengembalikannya ke lautan.
Di sisi lain, Kapolres Jembrana AKBP Endang Tri Purwanto menegaskan komitmennya untuk memberantas penyelundupan penyu. Ia tak segan menindak tegas para pelakunya.
“Kami akan mengambil tindakan tegas dan terukur, jika ada oknum oknum yang melakukan tindak pidana penyeludupan penyu ini. Segera hentikan kegiatan penyeludupan dan segera cari profesi lain yang tidak melanggar hukum,” tegasnya.
Kapolres juga mengimbau masyarakat, terutama warga pesisir pantai, untuk turut menjaga kelestarian penyu dan ekosistemnya. Melaporkan kepada pihak berwajib jika melihat adanya aktivitas yang mencurigakan menjadi kunci dalam memerangi penyelundupan.
Dedikasi Kelompok Pelestari Penyu Kurma Asih dan komitmen penegakan hukum dari Polres Jembrana menjadi bukti nyata kepedulian terhadap kelestarian penyu di Bali. Upaya bersama ini patut dicontoh dan diviralkan agar generasi mendatang dapat terus menikmati keindahan penyu di lautan. CAK/IJN