
JEMBRANA, (IJN) – Para pedagang di Pasar Melaya, Jembrana, Bali, dibuat menjerit dengan kondisi tempat pembuangan sampah (TPS) yang terus menerus overload. Tumpukan sampah yang menggunung, bau busuk yang menyengat, dan lalat yang berkerumun menjadi pemandangan yang tak sedap di mata dan mengganggu kenyamanan para pedagang dan pembeli.
Arif (42), salah satu pedagang yang kiosnya terletak paling dekat dengan TPS, mengungkapkan bahwa kondisi ini sudah berlangsung cukup lama. “Kalau sampah dari pasar saja tidak sampai meluber seperti itu. Ini ada dari luar pasar bahkan dari luar desa Melaya buang disini. Kadang sampai satu bak penuh dari luar, dibuang disini,” keluhnya.
Kondisi TPS yang overload ini juga berdampak pada para pedagang makanan di sekitar lokasi. Upik (41), salah satu pedagang makanan, mengatakan bahwa bau busuk dan lalat yang berasal dari TPS membuat risih konsumen dan mengganggu penjualan. “Jualan jadi sepi karena pembeli tidak nyaman dengan bau busuk dan lalat,” ungkapnya.
Para pedagang di Pasar Melaya berharap agar TPS tersebut dapat dipindahkan ke lokasi yang lebih jauh dari area pasar. Hal ini untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan para pedagang dan pembeli.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (LH) Jembrana, Dewa Gde Ary Candra Wisnawa, mengatakan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti permasalahan sampah di Pasar Melaya. “Dinas akan membahas secara internal terkait permohonan para pedagang tersebut,” ungkapnya.
Diharapkan dengan adanya solusi permanen dari Dinas LH Jembrana, seperti pemindahan TPS atau penambahan armada pengangkut sampah, permasalahan sampah di Pasar Melaya dapat teratasi dan kenyamanan para pedagang dan pembeli dapat kembali terjaga. CAK/IJN