
JEMBRANA, IJN – Pementasan drama berbahasa daerah Bali yang ditampilkan teater Langit mewarnai serangkaian peringatan Bulan Bahasa Bali ke VI di aula SMA Negeri 1 Melaya, Rabu, 7 Februari 2024 lalu. Drama dengan judul Matunangan Ajak Anak Truna Bagus itu mendapat aplaus dari seluruh siswa termasuk para guru. Selain pesan yang disampaikan dalam drama yang dimainkan siswa-siswi SMANSAYA, pementasan dengan durasi yang tidak mencapai 1 jam itu, cukup menghibur.
Drama yang disutradarai Dewa Ayu Putu Ika Trisna Septiani dan I Gusti Ngurah Kadek Dwi Anggara Putra itu menceritakan tentang kisah cinta antara dua remaja, yang terhalang oleh perbedaan kasta. Meskipun terkendala itu, mereka memutuskan untuk tetap menjalin hubungan. Dalam drama ini, Tu Dika memiliki setumpuk prestasi yang didorong oleh dukungan dari Dayu Ika.
Tentu makna yang terkandung dalam drama itu, dapat menyampaikan pesan-pesan terkait dengan kehidupan sosial seperti sekarang ini. Dua sutradara Teater Langit yang merupakan siswa kelas XII tersebut mengatakan penampilan para pemainnya cukup luar biasa dan mendapat apresiasi yang baik dari penonton. “Teman-teman yang tampil sudah bagus. Waktu latihan kami cukup singkat hanya empat hari. Meski waktu latihan hanya singkat, penampilan mereka sudah bagus,” ujar Ika.
Keduanya berharap agar kedepan Teater Langit dapat terus berkembang, serta menampilkan drama-drama yang lebih menarik dan tetap semangat. Tentunya agar bisa lebih maksimal dalam pementasan sehingga dapat membawa nama sekolah menjadi lebih baik lagi.

Tidak hanya pementasan drama yang menjadi daya tarik dalam peringatan Bulan Bahasa Bali ini, tetapi juga ada beberapa rangkaian lomba dan acara lainnya. Lomba karaoke lagu-lagu pop Bali juga menjadi salah satu lomba yang diminati para siswa siswi, sehingga kemeriahannya tak terbendung. Selain menghibur, sekolah ini juga menyertakan lomba yang terkesan agak menantang yakni lomba menulis aksara Bali. “Lomba-lomba tersebut, hanya diikuti oleh siswa kelas X dan XI. Seluruh talenta yang dimiliki dikeluarkan semua, sehingga perlombaan menjadi lebih serius. Sedangkan siswa kelas XII diminta untuk istirahat dari berbagai lomba, supaya lebih fokus lagi dalam menghadapi ujian nanti,” papar Kepala SMAN 1 Melaya, I Ketut Widia dalam sambutan. Dikatakan, penyelenggaraan ini dinilai cukup penting karena sebagai bentuk pelestarian bahasa daerah dan aksara Bali, khususnya di kalangan anak muda.
Meskipun tidak ikut dalam berbagai perlombaan, siswa kelas XII tetap turut serta memeriahkan kegiatan yang digelar setahun sekali ini. Ini menunjukan antusias mereka di dalam ikut melestarikan budaya Bali. Acara yang berlangsung satu hari ini, dapat menjadi momen berharga untuk mempererat tali persaudaraan dan kebersamaan di antara siswa siswi SMANSAYA. “Kegiatan seperti ini dapat memberikan ruang dalam melestarikan dan pengembangan bahasa, sastra, dan budaya Bali di kalangan generasi muda. Ke depan, acara semacam ini akan semakin bervariasi dan dapat terus menjaga keberadaan bahasa dan aksara Bali di tengah-tengah masyarakat,” harap Ketut Widia.
Ketua Panitia sekaligus Ketua OSIS, Ni Kadek Arnita Perdinayanti menyampaikan acara ini, diharapkan dapat membangkitkan kembali kecintaan dan kepedulian terhadap bahasa, sastra, dan aksara Bali di kalangan generasi muda, sehingga dapat menjadi pelopor untuk menjaga warisan budaya Bali, khususnya Bahasa Bali. “Acara Bulan Bahasa Bali di SMA Negeri 1 Melaya ini bukan hanya sekadar kegiatan biasa, tetapi juga merupakan langkah nyata dalam melestarikan dan mempromosikan kekayaan budaya Bali,” ujar Arnita. (SMANSAYA/IJN)