JEMBRANA, (IJN) – Sejumlah warga di Banjar Pasar, Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Jembrana, mengeluhkan fenomena munculnya ulat tanah atau ulat kaki seribu dalam beberapa waktu belakangan. Keluhan ini disampaikan mengingat jumlah ulat yang muncul cukup banyak dan cenderung bergerombol, menimbulkan ketidaknyamanan bagi warga setempat.
Bukan hanya jumlahnya yang mengkhawatirkan, ulat kaki seribu ini juga dapat bergerak bergerombol, membuat rasa jijik di kalangan warga. Selain itu, kekhawatiran pun muncul bahwa ulat-ulat tersebut dapat masuk ke dalam rumah-rumah warga dan bahkan mencemari makanan, berpotensi membawa dampak buruk terhadap kesehatan warga.
Ulat tanah atau ulat kaki seribu ini memiliki bentuk bulat memanjang, tubuh berwarna hitam dengan garis berwarna kuning keperakan mengelilinginya. Meski memiliki banyak kaki, ulat ini tidak berbulu. Gerakannya terlihat di tanah, lantai rumah, dan jalan, terutama ketika bergerombol. Menurut beberapa warga, sentuhan dengan ulat seribu ini tidak menyebabkan gatal, tetapi cukup membuat perasaan jijik.
Ngurah Anom, seorang warga Banjar Pasar, Desa Yehembang, mengatakan, kemunculan fenomena ini sekitar seminggu yang lalu, jumlahnya sangat banyak, hingga sejumlah warga menjadi kwartir. “Takut kwartir juga, karena lumayan banyak jumlahnya dan membuat kami merasa jijik melihatnya,” keluhan Anom kepada InfoJembranaNews, Senin 29 Januari 2024.
Warga setempat mendesak instansi terkait untuk segera turun tangan dalam mengatasi wabah ulat kaki seribu ini, karena mereka kesulitan menanggulanginya sendiri. Upaya sementara dilakukan dengan menyapu halaman yang dipenuhi ulat kaki seribu dan membakarnya bersama sampah. Namun, warga menyadari bahwa tindakan ini hanya bersifat sementara dan perlu penanganan lebih serius untuk mengendalikan jumlah ulat yang terus muncul. CAK/IJN