JEMBRANA, (IJN) – Ratusan warga menjadi korban penipuan investasi online dengan dalih saham kembali terjadi. Bahkan korban capai ribuan orang di seluruh Indonesia, termasuk sejumlah warga di Kabupaten Jembrana, Bali. Penipuan ini dengan modus saham menggunakan aplikasi IDR Star dan TB Game. Para korban diimingi hasil lebih dari modal awal minimal Rp 2 juta per akun.
Awalnya, menurut I Gede Tastra (40) salah seorang korban warga Desa Melaya, Jembrana, proses pencairan dari hasil pergerakan saham lancar. Para korban hanya mengecek pergerakan modal mereka melalui aplikasi IDR Star. Bila tren positif, maka modal mereka terus bertambah tiap harinya. Dan bisa ditarik, namun saldo awal menetap Rp 2 juta.
“Saya gabung belum ada sebulan, ikut sama istri dan dua anak. Jadi ada 4 akun,” kata Tastra kepada InfoJembranaNews, Kamis 4 Januari 2024.
Namun menjelang pergantian tahun 2023, korban mengaku saham mereka masuk tren negatif. Dan diminta untuk menambah modal agar tren tetap positif. Kalau tidak, modal awal mereka akan hangus. Tren nilai negatif terjadi sangat lama dan menguras modal awal saham mereka hingga hampir 24 jam, mulai Sabtu 30 Desember 2023 lalu.
Sehingga untuk mempertahankan saldo awal, mereka diminta mengisi atau top up hingga belasan juta rupiah. Bahkan hingga puluhan juta. “Biasanya tidak pernah saya mengalami nilai negatif lama seperti ini sebelumnya. Sampai pinjam uang untuk menutup hingga belasan juta. Karena iming-iming tren positif dan dapat hasil berlipat dari modal mengendap. Ternyata tidak bisa ditarik sebelum tahun baru lalu, termasuk tambahan (dari modal),” tuturnya kesal.
Saldo mereka menjelang tahun baru beku dan tidak bisa ditarik. Meskipun aplikasi tersebut masih jalan. Sehingga kerugian akibat dugaan penipuan investasi online tersebut diperkirakan mencapai angka miliyaran rupiah. “Kalau lihat di grup WA, ada ratusan orang yang kena (tak bisa ditarik). Di Jembrana saya sekeluarga lumayan banyak juga, karena juga sistem mengajak member baru,” tambah Isa (38) istri korban.
Hal ini dialami seluruh akun yang telah memasukkan modal dengan nilai beragam. Mulai Rp 2 juta hingga puluhan juta per akun. Mereka belum melaporkan hal ini karena masih berharap uang mereka kembali. “Ada info di Grup WA, beberapa korban di daerah lain sudah melaporkan kasus ini. Semoga saja ada tindakan dari aparat, paling tidak supaya tidak ada korban lain lagi lah,” harapnya.
Dilihat dari sistem diakui memang sangat menggiurkan karena dengan modal Rp 2 juta bisa berlipat. Bahkan juga ada tambahan bonus bila memiliki jejaring yang dipromosikan ikut dalam investasi. CAK/IJN