Rencana Biaya Selamatan Anak, 81 Juta Uang Nasabah Bank di Jembrana Terkuras Habis

0
260
Nasib apes dialami I Made Dwi Jana Putra (37), saldo uang di rekening miliknya yang baru dicairkan dari kredit salah satu bank di Jembrana terkuras habis.

JEMBRANA, (IJN) – Nasib apes dialami I Made Dwi Jana Putra (37), saldo uang di rekening miliknya yang baru dicairkan dari kredit salah satu bank di Jembrana terkuras habis. Hilangnya uang korban tersebut diduga akibat modus phishing atau penipuan dengan cara mengirimkan aplikasi link atau tautan palsu. Padahal uang dengan jumlah sekitar Rp. 81 juta tersebut rencananya hendak dipakai upacara atau selamatan tiga bulanan anaknya nanti.

“Saya baru pinjam kredit di bank Rp 60 juta dan cairnya Rp 57 juta pada tanggal 12 Oktober 2023, tetapi di rekening saya juga masih ada saldo, jadi totalnya ada uang sekitar Rp 81 jutaan,” tutur Dwi Jana, warga yang tinggal di Kelurahan Dauhwaru, Jembrana, saat ditemui InfoJembranaNews di rumahnya, Senin 4 Desember 2023.

Nasabah salah satu bank daerah di Jembrana ini menuturkan bahwa, saldo uang di rekeningnya hilang diketahui pada Sabtu, 14 Oktober 2023 lalu. Saat itu korban hendak mentransfer uang ke rekening istrinya untuk belanja peralatan rumah tangga. Namun, ia kaget setelah sempat mengecek saldo sebelum mentransfer uang, ternyata hanya sisa Rp. 148 ribu. “Tanggal 14 (Oktober 2023) malam itu saya mau transfer istri, baru cek saldo kok cuman sisa Rp 148 ribu,” ujarnya kaget.

Mengetahui kejanggalan tersebut, bapak tiga anak ini, langsung menghubungi call center bank dan mengadukan kejadian yang dialaminya. Kemudian, kata dia, pihak bank mengkonfirmasi ada transaksi menggunakan aplikasi QRIS pada tanggal 13 dan 14 Oktober 2023, berturut turut sebanyak 9 kali dengan jumlah nominal rata rata Rp.9 jutaan.

“Ada transaksi dari tanggal 13 sampai 14 (Oktober 2023), saya tidak pernah melakukan transaksi QRIS menggunakan rekening (bank) ini. Saya langsung meminta untuk memblokir seluruh rekening tabungan melalui call center,” akunya.

Setelah itu, lanjut Dwi Jana, melalui call center pihak bank menyarankan untuk melakukan riset HP. Karena diduga HP korban kena hacker oleh orang tak dikenal dan mengkloning semua data yang ada dalam HP korban. Padahal akunya, korban tidak pernah mengeklik link ataupun tautan yang mencurigakan di HP. Namun setelah dicek, diketahui ada tiga aplikasi mencurigakan, salah satu berupa APK (format aplikasi android).

“Sebelumnya saat tidur, HP saya pernah menyala, kemudian mati dengan sendirinya. Baru tau ada aplikasi yang tidak dikenal di HP,” kilahnya.

Akibat kejadian tersebut korban mengalami kerugian sebesar Rp. 81 juta. Korban juga sudah melaporkan kasus ini ke pihak kepolisian. Ia berharap pihak bank memberikan kebijakan terkait kejadian yang korban alami. Mengingat pinjaman kredit yang belum sempat digunakan hilang begitu saja termasuk saldo uang di rekening sebelumnya.

“Saya mendatangi banknya diminta mengikhlaskan saja, karena dianggap kesalahan nasabah, karena HP-nya dikuasai orang lain. Padahal saya sudah minta kebijakan dari bank, namun tidak diberikan. Ini kan juga belum tentu semua kesalahan saya. Terus bagaimana sistem keamanan di bank,” keluhnya.

Dikonfirmasi terpisah Kasat Reskrim Polres Jembrana, AKP Agus Riwayanto Diputra, membenarkan adanya laporan terkait nasabah salah satu bank yang kehilangan saldo rekeningnya. Namun, saat ini pihaknya masih terkendala kurangnya bukti dari pihak pelapor. “Ada laporannya. Cuman untuk sementara ini, kita masih dalam tahap penyelidikan dulu,” ujarnya.

Karena itu, kata AKP Agus, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak bank, terkait dengan kebenaran transaksi yang terjadi pada rekening korban. “Kenapa dan apa penyebabnya, kan dari mereka yang bisa menjelaskan, kode-kode transaksinya, itu mereka yang lebih tau. Jadi kami akan coba koordinasi, karena ini juga kan menyangkut nasabahnya mereka,” ungkapnya.

Atas kejadian ini, pihaknya juga menghimbau kepada masyarakat untuk lebih waspada dan hati-hati terhadap modus-modus baru penipuan. Mengingat kemajuan teknologi semakin canggih, maka semakin canggih pula modus modus pelaku kejahatan, apalagi menyangkut dengan sistem banking, karena pelaku ini rata-rata menyasar langsung ke rekening para korban.

“Agar lebih hati-hati, agar lebih bijak dalam penggunaan HP. Jangan membiasakan mengeklik ataupun men-download aplikasi ke HP, berupa APK, tautan, undangan, maupun pemberitahuan yang tidak jelas dan mencurigakan,” sebutnya.

Bahkan, kata dia, bukan hanya berupa aplikasi, bisa juga berupa social engineering, mengaku dari pihak perusahaan, bank ataupun instansi lainnya, dengan iming-iming mendapatkan hadiah, menawarkan program dan lain-lain.

“Tolong disampaikan atau dilaporkan ke petugas, jangan langsung mengambil tindakan yang mengakibatkan kerugian. Kejahatan semakin canggih, agar masyarakat lebih waspada dan hati-hati,” pungkasnya. Cak/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here