Libatkan 4 RT di Banjar Pebuahan, Ratusan Warga Ikuti Simulasi Tanggap Darurat Bencana

0
552
Kegiatan ibu ibu di Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Negara melakukan pembersihan sampah saat mengikuti simulasi tanggap darurat, Jumat 24 November 2023. Sumber foto : cak/IJN

JEMBRANA, (IJN) – Sebanyak 600 orang di 4 RT Banjar Pebuahan, Desa Banyubiru, Kecamatan Negara, Jembrana dilibatkan dalam simulasi dan pelatihan tanggap darurat bencana, Jumat 24 November 2023. Kegiatan tersebut untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat, tanggap terhadap bencana maupun pemulihan pasca terjadinya bencana.

Koordinator lapangan, Putu Suryawan Adi mengatakan, rangkai kegiatan pelatihan tanggap darurat bencana, yang berfokus pada anak, ramah lingkungan dan sensitif terhadap kesetaraan gender, disabilitas dan inklusi sosial (GEDSI) sebelumnya dilaksanakan secara online yang diikuti oleh 32 peserta dari 15 kemitraan.

“Kita lakukan dari tanggal 13 sampai dengan tanggal 19 November 2023 itu melalui online. Jadi peserta ini ada 32 orang dari berbagai macam mitra kerja kami yang ada di wilayah regional Jawa Timur, Jawa Tengah, Yogyakarta, Bali NTB dan NTT,” kata Suryawan ditemui InfoJembranaNews di lokasi, Jumat 24 November 2023.

Setelah mendapatkan materi selama 7 hari melalui daring, kata dia, selanjutnya peserta mengimplementasikannya melalui simulasi offline selama tiga hari dan berinteraksi langsung dengan warga masyarakat di Banjar Pebuahan, pada titik lokasi yang sudah tentukan untuk melakukan simulasi respon tanggap darurat.

Ada beberapa kegiatan pemulihan pasca bencana yang disimulasikan seperti, dukungan psikososial bagi ibu dan siswa-siswi, distribusi alat kebersihan, pengelolaan sampah serta kampanye sampah. “Kegiatan ini berfokus pada anak, contohnya seperti promosi kesehatan, lalu bagaimana juga mengajak masyarakat pasca bencana, untuk sadar akan lingkungannya terhadap sampah-sampah yang ada di sekitarnya,” jelasnya.

Disamping itu, pendampingan psikososial, juga disisipkan metode edukasi pesan-pesan penting dukungan psikososial ke anak, contohnya seperti mengajak anak-anak bermain, mewarnai dan lainya. “Tentunya yang terpenting bagaimana mereka bisa belajar dari ini, tentang bagaimana mereka bisa siap siaga, ketika nanti ancaman (bencana) muncul kembali dan mereka ada ingatan dan menjadi tanggap,” imbuhnya.

Disinggung kenapa memilih Banjar Pebuahan, Suryawan mengatakan, Pebuahan merupakan daerah atau wilayah dampingan yang sebelumnya, pada saat pasca banjir bandang dan gelombang tinggi, pihaknya memberikan dukungan di lokasi tersebut. Sehingga penting untuk kembali mengedukasi melalui kegiatan simulasi tersebut.

“Selian itu juga masyarakat memang merasa memerlukan, karena memang interaksi komunikasi kami sudah terbangun sebelumnya pasca kejadian banjir bandang tersebut dan intensitas kerja kami juga ada di wilayah ini,” ujarnya.

Kegiatan simulasi ini juga disambut antusias warga, salah satu warga Umi Azizah (31), menuturkan, banyak manfaat mengikuti kegiatan simulasi tanggap darurat bencana ini. Menurutnya, selain paham bagaimana cara menyelamatkan diri ketika terjadi bencana, pengetahuan akan peduli lingkungan juga sangat penting untuk mengantisipasi terjadinya bencana seperti pengelolaan sampah mulai dari rumah tangga.

“Iya bagus, bisa menginspirasi warga agar lebih bersih lagi. Tahu perbedaan sampah organik dan non-organik dan bisa dikelola. Biasanya saya sering membakar sampah dan timbun, tapi sekarang mulai saya belajar mengelola sampah. Jadi kalau musim hujan itu tidak banjir,” ucapnya. Cak/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here