
JEMBRANA, IJN – Desa Pengambengan merupakan salah satu desa pesisir di Kabupaten Jembrana. Masyarakatnya hampir sebagian besar sebagai nelayan. Sedangkan sisanya, bekerja sebagai buruh pabrik pengolahan perikanan, buruh angkut di perahu, pegawai negeri sipil, pedagang dan lain sebagainya. Di tengah-tengah mengangkat potensi laut untuk menggerakan ekonomi masyarakatnya, pemerintahan desa di Pengambengan mencuri peluang untuk membangkitkan kerajinan. Masyarakat pengambengan sepertinya sudah banyak memanfaatkan jenis kayu yang diolahnya menjadi suatu bentuk kerajinan. Tak jauh dari kedekatan lingkungan pantai, masyarakatnya membuat perahu dalam bentuk mini, atau yang sering disebut miniatur. Kerajinan semacam ini, ternyata sudah mulai banyak dibuat oleh masyarakat Pengambengan, terutama yang bekerja sebagai nelayan atau anak buah kapal. Bahkan ada juga pemilik perahu yang ikut serta menekuni untuk menjadi perajin pembuat perahu dalam bentuk mini.
Melihat potensi itu, pihak desa, terutama Perbekel Pengambengan, Kamaruzaman mengangkat potensi tersebut dengan cara menggelar sebuah lomba kerajinan miniatur perahu nelayan. Sebanyak 12 perahu dengan bentuk mini berjejer dipajang di halaman Kantor Desa Pengambengan, Minggu malam, 29 Oktober 2023. Perahu selerek, jaring dan jaring gardan yang biasa digunakan warga nelayan Pengambengan melaut, ditampakan dalam bentuk mini atau disebut dengan miniatur. Tentu lomba ini dapat memacu, kreativitas masyarakat dalam mengolah bahan kayu menjadi perahu. Penilaian sebanyak 12 buah miniatur perahu nelayan ini, dilakukan oleh dua juri. Beberapa kreteria yang menjadi penilaian tim juri, sebut saja dari segi bentuknya, warna, kerapian dan juga kelengkapan isi perahunya yang disesuaikan dengan jenis perahunya.
Perbekel Desa Pengambengan Kamaruzaman menyampaikan lomba kerajinan membuat miniatur perahu nelayan ini merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan dan mengembangkan potensi masyarakat di Desa Pengambengan. “Para nelayan tidak hanya melaut mencari ikan, tetapi sekarang sudah pandai membuat kerajinan miniatur perahu,” jelas Kamaruzaman di sela-sela penilaian belasan miniatur perahu oleh tim juri.
Menurutnya, hampir sebagian besar masyarakat di Pengambengan mengandalkan hasil dari laut, sehingga pemasukan tertinggi ada sektor hasil laut. Tak hanya itu saja, masyarakat Pengambengan ada juga yang memiliki mata pencaharian lain, seperti bekerja sebagai buruh pabrik, pedagang, pegawai negeri sipil dan ada juga bekerja sebagai karyawan swasta.
Kamaruzaman berkomitmen agar lomba kerajinan miniatur perahu nelayan ini dapat menjadi agenda rutin. Kenapa demikian, karena gagasannya ini, tiada lain untuk menggali potensi masyarakat di Pengambengan. Bahkan dia juga berkeinginan untuk melakukan pelatihan bagi pembuat miniatur perahu, khususnya masyarakat yang memiliki talenta seni membuat kerajinan dari kayu.
Camat Negara I Wayan Andy Suka Anjasmara yang turut hadir menyaksikan lomba tersebut memberikan apresiasi. Dia merasa bangga dengan potensi yang dimiliki masyarakat Pengambengan, kreatif dan dapat memberdayakan potensi ekonomi masyarakat. “Miniatur perahu nelayan ini sangat potensial untuk di jual. Bila potensi ini dikembangkan, maka sudah pasti desanya pun akan dikenal masyarakat. Lomba ini dapat sebagai pemicu kreativitas di wilayah pesisir,” jelasnya.
Sementara, dari hasil penilaian tim juri, tercatat yang keluar sebagai juara pertama yakni Perahu Galaxy milik Ahmad Sapri asal Banjar Kombading, lalu yang kedua diraih oleh Bintang Nikmat milik Firdaus asal Banjar Ketapang Muara. Sedangkan diurutan ketiga yakni perahu Bintang Sonar milik Mufas asal Banjar Kelapa Balian. Firdaus usai menerima hadiah, mengaku mulai menekuni kerajinan miniatur perahu ini. “Saya belajar dari teman-teman,” ujarnya. Dia membuatnya, ketika saat tidak melaut. Mulanya hanya mengisi waktu, tetapi kini malah ingin berpacu lagi untuk mengembangkannya.
Mengenai soal bahan-bahannya, dia mengaku hampir mencapai 2 juta rupiah. Tetapi dia mengaku membuat kerajinan seni rupa semacam ini, tidak ada paksaan, tetapi semua itu berangkat dari hati ingin membuat kerajinan. Namun tak menutup kemungkinan, dia juga akan menjual karya-karyanya.
Perajin lainnya, Gusnol Abdi (42) saat ditemui mengatakan proses pembuatan miniatur perahu ini membutuhkan waktu hingga satu bulan. Jenis-jenis kayu yang paling bagus digunakan untuk miniatur perahu nelayan yakni kayu jenis sengon dan waru. “Mengerjakan miniatur perahu itu butuh ketelitian,” jelasnya. (ono)