Gencarkan Patroli, Petugas Temukan Jeratan Hewan Dalam Hutan TNBB Gilimanuk

0
951
Petugas Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) TNBB menemukan jerat satwa yang dipasang oknum pemburu liar, saat melaksanakan patroli hutan, Senin 9 Oktober 2023. Sumber foto : istimewa /IJN

JEMBRANA, (IJN) – Pasca ditemukannya seekor rusa timor dengan luka jeratan dan akhirnya mati pada Minggu lalu, patroli hutan kawasan Taman Nasional Bali Barat (TNBB) terus digencarkan. Alhasil satu jerat hewan yang diduga dipasang oleh pelaku perburuan liar, ditemukan petugas pengelola Taman Nasional, Senin 9 Oktober 2023 lalu.

“Kita terus intensifkan patroli hutan dengan harapan bisa menemukan jerat bahkan mengungkap pelakunya,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional (SPTN) Wilayah I Jembrana, Ali Purwanto saat dikonfirmasi, Rabu 11 Oktober 2023.

Ali Purwanto menjelaskan, jeratan hewan yang ditemukan tersebut dekat dengan jalur sumber air satwa kawasan hutan Sumbersari, Kecamatan Melaya. Jeratan tersebut diduga dipasang oleh pelaku perburuan liar. Namun, tempat tersebut masih jauh dari wilayah ditemukannya rusa timor sebelumnya.

Meskipun ditemukan salah satu jeratan hewan tersebut, kata dia, oknum atau terduga pelaku perburuan liar itu seolah masih bisa menghirup udara bebas meskipun menyebabkan satwa TNBB yakni seekor rusa timor mengalami luka di kaki lalu mati.

Karena itu, lanjutnya, giat operasi atau patroli sisir jerat dikawasan hutan TNBB terus diintensifkan. Areal patroli lebih difokuskan pada jalur-jalur menuju sumber air, karena pada musim kemarau seperti saat ini, hewan dan satwa yang hidup di taman nasional ini cenderung mencari sumber air ataupun kubangan air untuk minum.

“Lokasinya ini jauh dari ditemukan rusa timor sebelumnya. Lokasi jerat lebih dekat ke arah pantai Selat Bali,” ucapnya.

Namun tali jerat yang ditemukan kali ini, tidak sama dengan jerat yang ada pada kaki rusa timor sebelumnya. Tali jerat pada kaki rusa timor tersebut dari bahan kawat sling, dan masih terbawa mengikat di kaki rusa tersebut. Sedangkan yang ditemukan ini adalah model jerat yang ditujukan pada binatang biawak ataupun ayam hutan.

“Kalau jerat ini untuk rusa biasanya kurang kuat. Kemungkinan besar bukan untuk itu (rusa). Modelnya ini lebih pada satwa biawak, ayam hutan, dan hewan kecil lainnya,” jelasnya.

Purwanto juga menambahkan, selama ini jerat yang ditemukan itu rata-rata menyasar semua jenis satwa, mulai dari burung, ayam hutan, biawak dan termasuk juga rusa. Pihak akan terus mengintensifkan patroli hutan secara rutin. Apalagi saat ini ada dukungan dari Jaringan Satwa Indonesia (JSI) dengan melibatkan anjing pelacak dalam kegiatan patroli.

“Kami harap dengan patroli rutin ini tidak ada celah lagi para pemburu liar untuk beraksi. Harapannya, jerat satwa bisa ditemukan dan kedepannya tak ada lagi satwa yang terkena jerat,” pungkasnya. Cak/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here