JEMBRANA, (IJN) – Dampak musim kemarau berkepanjangan Bendungan Palasari, Desa Ekasari, Kecamatan Melaya, Jembrana mengalami penurunan volume air yang cukup drastis. Akibat sangat surutnya air bendungan tersebut, 10 subak terancam tidak teraliri air alias kekeringan.
“Kalau surut airnya sudah sekitar tiga bulan yang lalu. Kalau normal elevasinya (ketinggian air) sekitar 77,” kata Petugas Pemeliharaan Bendungan Palasari I Komang Juliada, saat dikonfirmasi lewat sambungan telepon, Senin 2 Oktober 2023.
Bendungan yang mengaliri sekitar 10 subak ini, kata dia, sebelumnya masih sempat dibuka untuk mengaliri sawah subak. Namun saat ini sudah ditutup kembali karena debit air sudah sangat surut, di bawah 62 elevasi. Karena, jika dibuka akan berdampak pada jaringan pipa yang ada di dalam bendungan.
“Kemarin sempat dibuka. Waktu elevasinya 64 sempat dibuka lagi. Namun, setelah rapat dengan para subak disepakati elevasi 62 harus ditutup kembali. Sekarang sudah 62 makanya ditutup lagi,” ungkapnya.
Kepala Bidang Pertanian I Komang Ngurah Arya Kusuma menjelaskan, bendungan yang menjadi salah satu destinasi wisata di Jembrana ini terlihat kering dengan air yang menggenang di waduk terlihat sedikit. Selain itu, penurunan volume air bendungan juga berdampak pada pertanian di sekitarnya. Sebanyak tiga subak di Desa Ekasari terpaksa tidak menanam karena kekurangan air.
Sementara, Kabid Sumber Daya Air (SDA) Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPRPKP) Jembrana, Gede Sugianta, menjelaskan bahwa memang masa kemarau turun airnya di bendungan Palasari dan setiap tahun terjadi.
Menurutnya, salah satu kondisi yang memperparah kekeringan setiap tahun ini adalah perambahan hutan yaitu penebangan pohon liar yang terjadi di sekitar kawasan bendungan menyebabkan berkurangnya debit air yang masuk ke bendungan. Hal ini diperparah dengan kondisi kemarau yang berkepanjangan.
Selain Bendungan Palasari, Bendungan Bendel juga mengalami penurunan debit air. Namun, paling parah di Bendungan Palasari. Pihaknya mengimbau kepada masyarakat untuk menghentikan penebangan liar di sekitar kawasan bendungan. Hal ini penting dilakukan untuk menjaga ketersediaan air di Jembrana.
“Saran, untuk penebangan liar dihentikan, dan jangan merambah hutan yang dikelola masyarakat. Mari sama-sama pelihara hutan, karena air semakin tahun semakin surut, untuk air minum saja susah dan kekeringan,” pungkasnya.
Disisi lain, berdasarkan data yang diperoleh InfoJembranaNews, Bendungan Palasari memiliki tinggi 38,80 meter, panjang puncak bendungan 350 meter, luas genangan waduk 100 hektar, volume air waduk 8 juta meter kubik, dan luas daerah irigasi 1.300 hektar. (Cak/IJN)