
JEMBRANA, (IJN) – Putus sejak setahun, akibat diterjang banjir bandang 2022 lalu, jembatan penghubung antara Desa Banyubiru, Kecamatan Negara dengan Desa Tukadaya hingga kini belum diperbaiki. Padahal jembatan tersebut merupakan akses warga, terutama anak anak ke sekolah di SMPN 2 Melaya.
“Kalau jembatannya masih ada (belum putus) banyak anak sekolah dari Banjar Pebuahan lewat jembatan itu yang sekolah di SMPN 2 Melaya. Karena sekarang terputus aksesnya, akhirnya lewat jalan raya, lebih jauh dan lebih beresiko,” tutur I Komang Darma Susada (39) warga Banjar Pebuahan, Rabu 27 September 2023.
Selain anak sekolah, kata dia, akses jembatan tersebut juga sangat membantu warga membawa hasil kebun ke pasar seperti buah kelapa, pisang dan lainnya. Apalagi saat ini ada program Tentara Manunggal Membangun Desa (TMMD) yang memperbaiki akses jalan di Banjar Pebuahan dengan betonisasi, diharapakan jembatan yang sudah putus sejak tahun lalu juga bisa cepat diperbaiki.
“Saya sangat berterimakasih jalan di banjar (Pebuahan) sudah diperbaiki oleh bapak bapak tentara, semoga akses jembatan bisa cepat diperbaiki juga,” harapnya.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Perumahan dan Kawasan Permukiman I Wayan Sudiarta mengatakan, jembatan yang rusak karena banjir tahun 2022 lalu itu sudah dianggarkan untuk pembangunan ulang.
“Kita sudah pasang di anggaran induk bantuan keuangan khusus (BKK) Provinsi Bali tahun 2024 ini,” katanya.
Diperkirakan pembangunan jembatan membutuhkan anggaran sekitar Rp 6 miliar, karena jembatan harus dibangun ulang. “Sudah kami usulkan melalui BKK Provinsi. Iya anggaran besar karena tidak bisa kita perbaiki. Harus di bangun ulang,” pungkasnya.
Disisi lain, landasan jembatan penghubung antar banjar ini kondisinya sudah miring dan pada bagian sayap jembatan di sebelah barat sudah putus sehingga tidak dapat dilalui kendaraan. Bahkan, di ujung jembatan putus ini digunakan oleh warga setempat untuk membuang sampah. (cak/IJN)