
InfoJembranaNews – Tak hanya para pedagang yang terdampak akibat revitalisasi Pasar Umum Negara (PUN), namun sejumlah pelaku jasa transportasi tradisional yakni para kusir dokar juga mengeluhkan pendapatan menurun karena sepi penumpang pasca pembongkaran pasar.
Selain itu, para kusir dokar yang biasanya mangkal di depan pasar umum Negara, berjejer dokar siap mengantar, kini berubah sepi. “Mau gimana lagi. Saya tetap menjalankan pekerjaan ini, karena tidak ada alternatif lain. Ini menjadi penopang utama ekonomi keluarga kami,” tutur Gusti Putu Sulastra, yang saat ini mulai mangkal di tempat relokasi pasar Ijogading, Kecamatan Jembrana, Kamis 31 Agustus 2023.
Kusir dokar yang sudah sejak puluhan tahun ini mengungkapkan, sejak dimulainya tahap proses pembongkaran PUN, para kusir dokar mencari konsumen atau pelanggan dengan berpencar. Ada yang mencari konsumen secara langsung dari rumah ke rumah atau jemput bola, mengantar orang untuk wisata dokar, ada juga mencari pelanggan berbelanja ke pasar dan lainnya.
Kini kusir dokar, kata dia, hanya tinggal enam orang kusir, dari sebelumnya ratusan dokar. “Kalau saya jadi kusir dokar sejak tahun 1980. Dulu sampai 300 kusir dokar, kini sudah sedikit. Banyak dokar atau kuda yang dijual,” ungkapnya.
Ditambah dengan kondisi proses revitalisasi pasar, membuat dirinya semakin sulit untuk meningkatkan pendapatan ekonomi. Jika sebelumnya rata-rata dapat 50 ribu, namun kini sangat sepi. Meski begitu, Sulastra mengaku tetap bersemangat demi kebutuhan ekonomi keluarga. “Ya dijalani saja dulu. Astungkare, ada untuk menopang ekonomi keluarga,” imbuh Sulastra yang sudah mulai mangkal sejak seminggu di pasar Ijogading.
Gusti Putu Tirta dari Mendoyo juga merasakan dampak serupa. Dalam situasi sepinya penumpang, ia harus bergantung pada pelanggan yang datang dari kalangan pedagang pasar atau pengunjung pasar itu sendiri. “Semua pihak berharap agar situasi sulit ini segera berlalu, dan keadaan dapat kembali normal seperti sediakala,” harapnya.