InfoJembranaNews – Menjelang peringatan HUT RI ke-78, masyarakat Jembrana menggelar beragam kegiatan. Salah satu yang mencuri perhatian adalah aksi solidaritas Komunitas Relawan Jembrana (KRJ) yang berkolaborasi dengan Dokpol Polres Jembrana. Mereka menyelenggarakan pembagian 17 paket sembako kepada para pemilah sampah mandiri di TPA Peh, Desa Kaliakah, Kecamatan Negara, pada Minggu, 13 Agustus 2023.
Tidak hanya itu, Dokpol Polres Jembrana juga mengadakan pelayanan kesehatan dengan melakukan pemeriksaan tensi, memberikan obat-obatan, dan vitamin kepada para pemilah sampah. Erdi Suradipradja, Ketua Relawan KRJ, menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan rangkaian rutin yang dilakukan.
Menurutnya, momentum ini menjadi bentuk nyata kepedulian terhadap para pemulung dan pemilah sampah, terutama sebagian besar adalah perempuan dan lansia yang kurang mampu. “Sebagai relawan kemanusiaan KRJ, kami berkolaborasi dengan Tim Dokkes Polres Jembrana untuk menyediakan 17 paket sembako, masker, pemeriksaan kesehatan, vitamin, dan obat,” jelasnya.
Selain itu, kata dia, edukasi tentang vaksin dan protokol kesehatan juga diberikan kepada para pemilah sampah. Mereka diingatkan untuk selalu menggunakan masker, rajin mencuci tangan, dan jika perlu, menggunakan sarung tangan saat bekerja.
Aipda Adi Sadnyana Putra dari Baur Sidokpol Sidokkes Polres Jembrana berharap agar para pemulung dan pemilah sampah tetap menjaga kesehatan, terutama mengingat mayoritas pekerja di TPA sampah Peh adalah lansia.
“Protokol kesehatan seperti penggunaan masker yang benar dan cuci tangan perlu diutamakan,” tegasnya. Jika ada situasi darurat, masyarakat dapat menghubungi Call Center 110 Polri untuk mendapatkan bantuan dari pihak kepolisian.
Ketut Suardika, Koordinator TPA sampah Peh, menegaskan pentingnya menjaga kesehatan dan keamanan bagi para pekerja, pemulung, dan pemilah sampah di lokasi tersebut. Ia mengungkapkan harapannya terhadap dukungan dari pihak terkait dan donatur agar kepedulian terhadap para pemilah sampah tetap berlanjut.
“Kami bersyukur masih ada kepedulian kepada kami para pemilah sampah mandiri yang menggantungkan hidup dari sisa sisa barang bekas. Terlebih pemeriksaan kesehatan gratis untuk kami dan pembagian sembako, masker juga vitamin,” jelasnya.
Salah seorang pemilah sampah di TPA Peh, Ketut Denti, menceritakan kisahnya. Sejak suaminya meninggal dunia 17 tahun yang lalu, ia harus bergantung pada pekerjaan memilah sampah untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. “Kami hanya bisa bekerja di sini dan dari hasilnya kami mencukupi kebutuhan sehari-hari. Terkadang pekerjaan ini berlangsung hingga sore,” ungkapnya.
Meski mayoritas pekerja di TPA sampah Peh adalah kaum ibu dan lansia, mereka tetap semangat dalam menjalankan tugas memilah sampah. Lansia seperti Nenek Gusti Ayu, yang merupakan salah satu pemilah sampah tertua, bahkan menjalankan pekerjaannya meski kadang dalam kondisi sakit. “Meskipun sering jatuh, saya tetap berusaha,” ujar Gusti Ayu.
Semangat mereka dalam beraktivitas di TPA sampah Peh menjadi inspirasi, dan berharap dukungan dan perhatian dari pihak terkait terhadap mereka akan terus berlanjut. dk/IJN