Nelayan Tewas saat Melaut, Kapolsek Gilimanuk : Waspada Gelombang Tinggi

0
715
Seorang nelayan tewas setelah nekad melaut saat cuaca buruk gelombang tinggi dan arus deras di perairan selat Bali, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, Jembrana, Sabtu malam 22 Juli 2023. Sumber foto : istimewa

InfoJembranaNews – Cuaca buruk angin kencang dan gelombang tinggi yang terjadi di selat Bali belakangan ini, sangat mempengaruhi aktifitas baik nelayan maupun nahkoda kapal penyeberangan di Pelabuhan Gilimanuk. Hal tersebut juga berdampak meningkatnya kecelakaan laut, seperti pada Sabtu, 22 Juli 2023, seorang nelayan tewas setelah nekad melaut saat cuaca buruk gelombang tinggi dan arus deras di perairan Gilimanuk.

“Kami sangat prihatin dengan kejadian pada Sabtu (22/7/2023) malam lalu, di mana seorang nelayan kehilangan nyawanya karena nekat melaut saat kondisi cuaca kurang menguntungkan,” ungkap Kapolsek Kawasan Pelabuhan Gilimanuk, Kompol Dewa Putu Werdhiana, Senin 24 Juli 2023.

Kejadian tersebut, kata dia, terjadi sekitar 21.50 WITA, berawal dari tiga orang nelayan hendak melaut untuk mencari ikan dengan menggunakan 1 perahu, di perairan selat Bali, Lingkungan Penginuman, Kelurahan Gilimanuk, dengan jarak sekitar 50 meter dari garis pantai.

Para nelayan tersebut adalah Dwi Aman Siswanto dari Lingkungan Arum, Gilimanuk, Bejan (Marijan) dari Lingkungan Asri, Gilimanuk, dan Carli dari Lingkungan Asih, Gilimanuk. Mereka memutuskan untuk mencari ikan bersama-sama dan menggunakan satu perahu.

Namun, ketika berada di tengah laut, angin kencang tiba-tiba menerjang perahu mereka, disertai gelombang besar yang membuat perahu terbalik. Saat itulah mereka harus berjuang menyelamatkan diri. Beruntung, ada nelayan lain yang juga berada di sekitar lokasi kecelakaan dan berusaha untuk menyelamatkan mereka.

Meskipun upaya penyelamatan dilakukan dengan segera, Bejan (Marijan) dari Lingkungan Asri, Gilimanuk, tidak berhasil diselamatkan. Setelah dibawa ke Puskesmas Gilimanuk, dan dia dinyatakan meninggal dunia oleh dr. Suriyono yang memberikan penanganan medis, termasuk upaya resusitasi jantung paru (RJP).

“Sementara dua nelayan lainnya yang selamat mendapatkan perawatan medis di Puskesmas Gilimanuk, diharapkan bis segera pulih,” ungkapnya.

Kondisi cuaca buruk dan angin kencang masih sering terjadi di kawasan Gilimanuk, sehingga para nelayan diharapkan untuk tidak mengambil risiko dengan nekat melaut dan menahan diri untuk sementara waktu, sampai situasi cuaca lebih aman.

“Semoga situasi cuaca segera membaik dan kecelakaan laut serupa tidak terjadi kembali. Bagi para nelayan, tetaplah waspada dan prioritaskan keselamatan dalam setiap aktivitas di laut,” pungkasnya.

Sebelumnya juga, dua orang nelayan asal Desa Pengambengan juga mengalami hal serupa di perairan Yehembang, Mendoyo, namun kedua nelayan tersebut berhasil selamat dengan berenang ke tepi pantai selatan Pura Rambutsiwi menggunakan potongan gabus. dk/IJN

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here