
InfoJembranaNews – Sejak putusnya pipa pasokan air bersih dari Perusahaan Daerah (Perumda) Air Minum Jembrana akibat bencana banjir bandang pada Oktober tahun lalu. Krisis air bersih telah melanda ratusan keluarga di Kecamatan Mendoyo selama berbulan-bulan.
Dari informasi data yang diperoleh, sekitar 400 kepala keluarga (KK) yang ada di sekitar wilayah Desa Yehembang dan hampir 800 kepala keluarga di Desa Penyaringan kini menghadapi kesulitan mendapatkan air bersih, sehingga mereka terpaksa mencari air dari sungai dan sumber air lainnya.
Made Semadi, Perbekel Yehembang, yang dikonfirmasi terpisah, mengakui bahwa sekitar 400 kepala keluarga masih belum mendapatkan air bersih akibat dampak banjir bandang tahun lalu. Akibatnya, warga sudah berbulan-bulan mencari air di Sungai atau menggunakan telebusan yang berdekatan dengan permukiman. “Banjir mengakibatkan pipa saluran dari sumber air terputus dan juga merusak sumber air itu sendiri,” ungkapnya.
Sumadi mengungkapkan, ada tiga banjar di Yehembang dan satu Banjar di Yehembang Kauh yang kesulitan mendapatkan air bersih hingga saat ini, tiga banjar tersebut yakni Banjar Kaleran, Kaleran Kauh, dan Wali. Sementara itu, satu Banjar di Yehembang Kauh juga mengalami kesulitan, yaitu Banjar Jati.
Desa tersebut telah mencoba membuat sedikitnya tiga sumur bor sebagai alternatif selain pipa dari Perumda Air Bersih, namun air yang ditemukan mengandung kapur. Penggunaan pipa hidram juga tidak memberikan hasil maksimal karena debit air sungai dan saluran subak yang semakin menurun.
Dalam usaha mengatasi krisis ini, solusi terbaru yang ditemukan adalah dengan mencari sumber air gravitasi baru bersama Perumda Air Bersih Jembrana, namun jaraknya lebih jauh ke Yehembang Kauh. Oleh karena itu, diperlukan pemasangan pipa baru. Pihaknya berharap proposal anggaran untuk sumber air bersih ini disetujui tahun ini sehingga dapat memenuhi kebutuhan air bersih warga.
Sementara, I Gede Puriawan, Direktur Perumda Tirta Amerta Jati Jembrana, mengungkapkan bahwa dua lokasi di Kecamatan Mendoyo masih menghadapi kesulitan mendapatkan pasokan air minum dari Perumda Air Bersih. “Akibat dari banjir bandang tahun lalu, sumber air minum untuk pipa kami rusak, baik di Yehembang maupun Penyaringan,” ujar Puriawan, saat dikonfirmasi Rabu, 7 Juni 2023.
Dalam upaya mengatasi masalah ini, kata dia, Desa Yehembang telah bekerja sama dengan Perumda untuk mencari sumber air gravitasi baru yang terletak lebih jauh dari sumber sebelumnya. Perumda bersama desa juga telah melakukan survei dan menghitung biaya untuk pipanisasi serta pembangunan bak penampungan air. “Kami memperkirakan diperlukan anggaran sebesar 1,5 miliar rupiah, yang saat ini masih dalam pengajuan. Sekitar 400 kepala keluarga di sana belum mendapatkan air bersih,” pungkasnya.
Kondisi ini menjadi perhatian serius bagi pemerintah dan masyarakat setempat. Harapan terletak pada pengajuan anggaran dan kerjasama antara pihak guna memperoleh pasokan air bersih yang memadai. Semoga langkah-langkah yang diambil segera memberikan bantuan bagi ratusan keluarga yang terkena dampak krisis air bersih ini. dk/IJN