Kisah Manis Kakao 40 Hektar di Hutan Desa Tukadaya, dan Mendorong Ekonomi Lewat Anyaman Bambu

0
99
Ni Made Jati selaku ketua Kelompok Dwi Karya Usaha, sedang menganyam berbahan bambu membuat penarak. Sumber foto : Ono/IJN

InfoJembrana.com | JEMBRANA- Anda saat ke Bali seharusnya sudah membayangkan sebuah desa yang asri, karena Bali menarik bukan hanya dari segi pantainya saja. Di Jembrana, sisi barat Pulau Dewata, ada sebuah desa yang patut untuk dikunjungi. Desa Tukadaya, Melaya, Jembrana adalah jawabannya. Di sini, cerita tentang alam dan tangan-tangan terampil berpadu indah. Mereka bukan hanya menjaga tradisi, tetapi juga merancang masa depan. Potensi tersembunyi desa ini sungguh memukau. Mari kita telusuri bersama kisah inspiratif Tukadaya.

Selama ini, banyak orang hanya mengenal pantai-pantai di Bali. Namun, Potensi Desa Bali seperti Tukadaya justru terletak di sektor pertanian. Desa ini memiliki lahan yang subur untuk padi dan jagung. Tanaman andalan baru mereka adalah kakao. Kakao sedang dikembangkan secara intensif di sana.

Pemerintah desa memiliki target ambisius. Mereka menargetkan penanaman Kakao Unggul Bali seluas 40 hektar. Pengembangan ini akan menggunakan lahan kosong dan hutan desa. Total lahan yang tersedia mencapai 299 hektar. Pemanfaatan hutan desa ini sangatlah bijak. Ini sejalan dengan pelestarian lingkungan. Program ini juga meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hasil hutan bukan kayu (HHBK) akan menjadi sumber penghasilan.

Sistem pengairan subak turut menjaga keberlanjutan hasil panen. Subak adalah sistem irigasi khas Bali. Sistem ini sudah diakui dunia sebagai warisan budaya. Masyarakat Tukadaya menjaga tradisi ini dengan baik. Pengembangan kakao unggul diharapkan mendongkrak ekonomi lokal. Ini adalah strategi cerdas memanfaatkan potensi alam.

Keajaiban dari Serabut Bambu

Tukadaya bukan hanya tentang kebun yang subur. Desa ini juga menyimpan keahlian luar biasa. Ada Kerajinan Bambu Bali yang bernilai jual tinggi. Tepatnya di Banjar Sari Kuning, potensi ini tumbuh subur. Para perajin menghasilkan karya-karya berdaya jual.

Bambu menjadi bahan baku utama kerajinan. Bahan lokal ini memiliki peluang besar di pasar. Ia bisa mengangkat perekonomian masyarakat setempat. Ibu-ibu di sana membentuk kelompok usaha. Kelompok ini bernama Dwi Karya Usaha. Mereka fokus pada anyaman bambu yang khas.

Salah satu produk unggulannya adalah penarak. Penarak adalah kerajinan bambu dalam berbagai ukuran. Kerajinan ini masih eksis hingga saat ini. Namun, hasil produksinya tidak sebanyak dulu. Ni Made Jati adalah ketua Kelompok Dwi Karya Usaha. Ia menjelaskan kerajinan penarak itu. Penarak adalah salah satu dari banyak hasil karya mereka.

Kelompok ini pernah membuat kerajinan bambu lain. Made Jati tidak pernah surut untuk terus berkarya. Meskipun kendala pemasaran sering menghambat. Semangat mereka patut diacungi jempol. Hasil kerajinan ini menawarkan nilai seni tinggi. Ini membuktikan Tukadaya kaya akan kreativitas.

Membangun Ekonomi Desa

Keahlian petani terbukti dari subak yang terjaga. Mereka fokus pada pengembangan Kakao Unggul Bali yang terencana. Pengalaman perajin di Banjar Sari Kuning sudah teruji. Kelompok Dwi Karya Usaha telah lama berkarya. Pemerintah Desa menunjukkan Otoritas yang kuat. Mereka menargetkan 40 hektar kakao unggul, dan ini adalah bukti perencanaan yang matang.

Masyarakat lokal saling percaya dan mendukung. Kepercayaan ini menjadi modal utama. Mereka yakin potensi desanya akan maju. Kakao dan bambu adalah dua pilar utama. Keduanya berpotensi mengubah hidup mereka. Kisah ini adalah contoh nyata pembangunan desa. Mereka mengoptimalkan sumber daya alam dan SDM. Tukadaya adalah model Potensi Desa Bali yang inspiratif.

Desa Tukadaya mengajarkan kita banyak hal. Potensi besar tersembunyi di balik kesederhanaan. Mulai dari biji kakao hingga anyaman bambu. Semuanya memiliki nilai ekonomi tinggi. Keahlian lokal menjadi kunci kemajuan desa. Cerita manis Tukadaya ini sangat layak dikunjungi. Datang dan saksikan sendiri keindahan dan potensinya. (GA/IJN).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here