Kisah Migrasi Melayu-Bugis, Awal Mula Pembentukan Desa Yeh Sumbul Hingga Ada 7 Banjar

0
30
Senja di Desa Yeh Sumbul Kecamatan Mendoyo Jembrana. (ig @madedewastra via @infodenpasar).

InfoJembrana.com | JEMBRANA- Setiap desa menyimpan kisah unik tentang asal-usulnya, tak terkecuali di Bali. Desa Yeh Sumbul Jembrana di Bali Barat memiliki sejarah panjang. Kisahnya bermula dari sebuah sungai besar yang meluap. Mari kita telusuri bagaimana desa ini terbentuk dan berkembang.

Awal Mula Penamaan dari Sungai Besar

Sejarah Desa Yeh Sumbul dimulai sekitar tahun 1910. Kisah ini erat kaitannya dengan Kapten Mustika yang bertugas di Jembrana. Kapten Mustika diangkat sebagai Mekel Loloan atas persetujuan pemerintah Belanda. Ia diserahi tugas mengurus desa-desa yang mayoritas beragama Islam. Sebagai pembantu Kerajaan Jembrana, anak buah Kapten Mustika diizinkan bermigrasi ke timur.

Mereka menemukan sebuah sungai dengan air bah yang sangat besar. Sungai tersebut mereka sebut Air Mumbul, artinya air besar. Mereka kemudian sepakat membangun perkampungan di sekitar sungai itu. Perkampungan dipimpin oleh Karyo Suwondo.

Nama Air Mumbul perlahan berubah sebutannya menjadi Air Sumbul. Orang Bali yang datang kemudian mengganti kata “Air” menjadi “Yeh”. Kata “Yeh” berarti air dalam Bahasa Bali. Akhirnya, nama desa ini menjadi Desa Yeh Sumbul Jembrana sampai sekarang.

Migrasi dan Perubahan Populasi

Pada mulanya, desa hanya terdiri dari satu kampung, yaitu Kampung Air Sumbul. Penduduk awalnya adalah anak buah Kapten Mudita. Kebanyakan dari mereka berasal dari suku Melayu dan Bugis Loloan Negara. Namun, banyak dari mereka tidak betah menjadi petani.

Mereka meninggalkan pertanian untuk mengarungi samudra. Sebagian besar menjadi nelayan dan pedagang. Hanya sebagian kecil yang bertahan sebagai petani, tinggal di rumah panggung pinggir sungai.

Pada sisi lain, datang migran lokal lain. Mereka membuat perkampungan di sebelah barat. Mereka berhasil membeli tanah masyarakat Muslim yang lebih dulu datang. Kemudian mereka mendirikan banjar dan bergabung ke desa Yehembang Kangin.

Perkembangan Administratif Hingga Tujuh Banjar

Setelah era kemerdekaan sekitar tahun 1945, terjadi perubahan. Kampung yang dibuat orang-orang Bali ini menjadi satu desa. Desa ini disebut Desa Yeh Sumbul Jembrana dan dibagi menjadi lima banjar. Lima banjar awal tersebut adalah Yeh Sumbul, Yeh Satang, Pangkung Jelati, Pangkung Languan, dan Samblong.

Perkembangan berlanjut pada tahun 1993. Banjar Pangkung Languan dimekarkan menjadi dua banjar. Banjar tersebut menjadi Pangkung Languan dan Pangkung Languan Mekar. Pada tahun 2004, tokoh masyarakat menyepakati pemekaran lagi. Banjar Yeh Sumbul dibagi menjadi Banjar Yeh Sumbul dan Yeh Sumbul Barat.

Saat ini, Desa Yeh Sumbul Jembrana memiliki tujuh banjar. Kepemimpinan desa tercatat sejak Pak Alimah tahun 1910. Kisah desa ini adalah cerminan sejarah migrasi dan adaptasi budaya. (GA/IJN).

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here